Mengapa Ultra-Processed Food Mudah Bikin Ketagihan? Ini Penyebabnya

Omelet Fluffy + Sosis, Resep Bekal Sekola Simpel.
Sumber :
  • Ist

Efek Seperti “Kecanduan”

Mengubah Olahraga dari Hukuman Menjadi Investasi Seumur Hidup

Beberapa ilmuwan bahkan menyebut ultra-processed food bisa menimbulkan efek mirip kecanduan. Studi dari Yale Food Addiction Scale menemukan bahwa banyak orang menunjukkan gejala mirip dengan kecanduan obat, seperti keinginan kuat, sulit berhenti meski tahu risikonya, dan merasa tidak puas kalau tidak mengonsumsinya.

Ketagihan UPF juga bisa memicu makan berlebihan (overeating), obesitas, hingga penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi. Jadi, bukan cuma soal “lapar mata”, tapi memang ada mekanisme otak yang membuatnya terasa sulit dihentikan.

Kenapa Sarapan Itu Penting untuk Metabolisme? Ini Alasannya

Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kenali Polanya

6 Tips Aman Membeli Obat di Apotek atau Online

Sadari bahwa rasa “nagih” bukan kelemahan pribadi, tapi memang bagian dari desain makanan tersebut. Kesadaran ini bisa jadi langkah awal untuk lebih bijak memilih makanan.

Batasi, Bukan Hilangkan

Menghindari UPF sepenuhnya kadang sulit, apalagi di era serba instan. Tapi kita bisa membatasi porsinya. Misalnya, beli kemasan kecil atau tuang secukupnya di wadah, jangan langsung dari bungkus besar.

Perbanyak Makanan Utuh (Whole Food)

Coba seimbangkan dengan makanan alami seperti buah, sayur, biji-bijian, dan protein segar. Serat dalam makanan ini membantu membuat kenyang lebih lama dan mencegah “lapar palsu”.

Hati-hati dengan Trigger

Kalau kamu tahu keripik adalah kelemahanmu, jangan terlalu sering menyetok di rumah. Triknya, buat akses ke makanan nagih jadi lebih sulit, sementara makanan sehat lebih mudah dijangkau.

Ultra-processed food memang dirancang agar terasa lezat, praktis, dan bikin nagih. Kombinasi rasa, tekstur, kandungan gula-lemak-garam, serta strategi pemasaran membuat otak kita terjebak dalam lingkaran kepuasan sementara. Wajar kalau banyak orang kesulitan menolak godaannya.

Bukan berarti kamu harus anti total terhadap UPF, tapi penting untuk bijak mengaturnya. Sesekali boleh menikmati, tapi jangan sampai jadi kebiasaan sehari-hari. Ingat, tubuh kita akan lebih bahagia dan sehat jika diberi “bahan bakar” alami yang lebih seimbang.