Bukan Otak : Mengapa Hati Adalah Komandan Sejati Tubuh Kamu?

Mengapa Hati Adalah Komandan Sejati Tubuh Kamu
Sumber :
  • Youtube dr. Zaidul Akbar Official

Olret – Sejak kecil, kita diajari bahwa otak adalah pusat kendali tubuh. Ia mengirim sinyal, mengatur saraf, dan memerintahkan setiap gerakan. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa terkadang tubuh menolak perintah yang logis?

6 Makanan yang Membantu Melawan Penyakit Hati Berlemak

Mengapa tangan Anda tidak bisa bergerak untuk berjabat tangan dengan seseorang yang Anda benci, meskipun otak memerintahkannya?

Ternyata, ada komandan lain yang jauh lebih kuat. Ia bukan sekadar pompa darah, melainkan pusat dari setiap niat, emosi, dan tindakan kita.

5 Kebiasaan di Pagi Hari yang Membantu Meningkatkan Kesehatan Hati

Video dari kanal YouTube dari dr. zaidul akbar mengungkapkan sebuah kebenaran mendalam yang mungkin selama ini kita lupakan: hati, atau dalam bahasa spiritualnya, "kalbu", adalah organ terpenting dan panglima sejati dari seluruh diri kita.

Kekuatan Tersembunyi di Balik Gerakan

5 Poin Utama Permintaan Maaf Terbuka Julia Prastini

Secara ilmiah, tangan kita bergerak berkat kolaborasi rumit antara otak, saraf, otot, dan tulang. Tetapi dari sudut pandang yang lebih dalam, video ini menjelaskan bahwa semua gerakan fisik ini pada akhirnya dipimpin oleh sesuatu yang tidak terlihat: kehendak dari kalbu. Hati memiliki kekuatan untuk mengesampingkan perintah otak.

Pembicara dalam video memberikan contoh yang kuat: seseorang yang sedang marah dan menolak untuk berjabat tangan. Otak mampu mengirimkan sinyal ke otot tangan, tetapi kalbu menolaknya.

Ini menunjukkan bahwa kalbu-lah yang pada akhirnya menentukan apakah kita akan bertindak berdasarkan logika atau emosi, apakah kita akan memaafkan atau tetap memendam amarah. Kalbu adalah filter dan pengarah utama dari setiap langkah yang kita ambil.

Jembatan Menuju Sang Pencipta

Video ini juga mengungkap dimensi spiritual dari kalbu. Disebutkan bahwa para sahabat Nabi Muhammad memiliki hati yang terus-menerus terhubung dengan Allah. Mereka tidak harus selalu dalam keadaan beribadah untuk merasa dekat, karena hati mereka sudah menjadi jembatan langsung ke Tuhan.

Ini berarti kalbu bukan hanya pusat emosi kita, tetapi juga wadah dari hubungan spiritual kita. Ia adalah tempat di mana niat, keikhlasan, dan keimanan bersarang.

Dengan kata lain, tubuh kita hanyalah cerminan dari kondisi kalbu kita. Jika kalbu bersih, maka tindakan kita akan baik. Jika kalbu terkotori, maka perilaku kita pun akan mencerminkan kekotoran itu.

Jadi, ketika kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, fokus kita seharusnya bukan hanya pada apa yang kita lakukan secara fisik, tetapi pada kondisi hati kita. Merawat kalbu berarti merawat hubungan kita dengan Tuhan, dan pada akhirnya, merawat setiap tindakan yang kita lakukan.

Jadi, mulailah bertanya, "Apa yang sebenarnya diperintahkan oleh hati saya?"