7 Perubahan Gaya Hidup untuk Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
- freepik.com
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur atau tidak mendapatkan tidur yang berkualitas lebih rentan terkena penyakit setelah terpapar virus. Di sisi lain, kurang tidur juga akan mempengaruhi seberapa cepat Anda pulih setelah sakit.
Protein yang disebut sitokin dilepaskan oleh sistem kekebalan Anda ketika tubuh Anda dalam mode tidur. Protein ini bertanggung jawab untuk melawan infeksi atau peradangan, dan oleh karena itu, produksinya perlu ditingkatkan ketika Anda berada di bawah pengaruh virus. Kurang tidur dapat mengurangi produksi sitokin.
Jadi, terlepas dari jadwal sibuk Anda, Anda perlu tidur setidaknya 7-8 jam. Ini tidak hanya akan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda tetap sehat tetapi juga membuat Anda tetap aktif sepanjang hari.
4. Merokok dan Sistem Kekebalan Tubuh
Efek negatif dari merokok didokumentasikan dengan baik, dengan dokter, peneliti medis, dan profesional kesehatan semuanya setuju bahwa produk tembakau berbahaya bagi kesehatan. Stroke, COPD, kanker paru-paru, penyakit jantung – ini adalah beberapa dari banyak kondisi yang terkait dengan merokok.
Merokok mengurangi respons kekebalan tubuh Anda sejauh tubuh Anda berhenti merespons invasi. Hal ini karena tembakau merusak hampir semua sistem dalam tubuh Anda, membuat Anda merasa lebih sulit untuk menghilangkan penyakit bahkan yang bukan masalah besar bagi kebanyakan orang sehat.
5. Stres dan Sistem Kekebalan Tubuh
Terlalu banyak stres
- freepik.com
Jika Anda mengalami masa-masa stres dalam hidup, Anda perlu tahu bahwa itu dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental Anda. Stres dapat menghambat efektivitas sistem kekebalan Anda, membuat Anda lebih rentan terhadap virus dan bakteri.
Selain mempengaruhi sistem kekebalan Anda, stres dapat menyebabkan masalah tidur, tekanan darah tinggi, depresi, dan masalah kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.
Stres kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan Anda, yang paling terkenal adalah gangguan autoimun dan inflamasi. Ketika Anda merasa stres, tubuh Anda menghasilkan lebih banyak kortisol (hormon yang dilepaskan untuk mengekang stres) yang dapat menyebabkan tubuh Anda berjuang untuk menormalkan respons peradangan dan menyerang dirinya sendiri.