Uya Kuya Buka Suara Soal Operasi Framing Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) Berujung Penjarahan Rumah
- Youtube
Olret – Bagi seorang selebritas, citra adalah segalanya. Namun, bagi Uya Kuya, citra yang direkayasa justru menjadi pemicu bencana terbesar dalam hidupnya.
Dalam sebuah wawancara yang emosional di Youtube Curhat Bang Denny Sumargo, Uya Kuya menceritakan secara detail bagaimana sebuah video joget singkat di DPR diubah menjadi operasi framing yang Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM), berujung pada penjarahan rumah, trauma mendalam, hingga membuatnya harus "menghipnotis diri sendiri" untuk bertahan.
Operasi Framing TSM dan Ribuan Hoax yang Menghancurkan
Yai Mim & Istri Klarifikasi di Podcast Uya Kuya
- Youtube
Dari podcast dengan judul TERNYATA UYA KUYA DISEMBUNYIIN SAAT PENJ4RAHAN‼️ SAMPE HIPNOTIS DIRI SENDIRI KARENA M3NTAL H*NCVR⁉️.
Dari video tersebut pun Uya Kuya menegaskan bahwa akar masalahnya bukanlah joget itu sendiri, yang ia lakukan sebagai apresiasi hiburan usai pidato kenegaraan, melainkan narasi yang disematkan setelahnya. Video aslinya dimanipulasi, ditambahkan sound dugem, dan dilabeli narasi palsu.
"Yang jadi masalah adalah dua hari kemudian muncullah video joget yang di DPR diganti lagunya, sound-nya diganti lagu dugem oleh orang yang tidak bertanggung jawab plus dikasih caption: 'Joget-joget merayakan kenaikan gaji R3 juta sehari di atas penderitaan rakyat'," ungkap Uya, menahan amarahnya.
Setelah itu, ribuan video lama yang menampilkan dirinya berjoget TikTok dengan rambut berbeda-beda diunggah kembali, seolah-olah baru. Hal ini menciptakan gelombang kemarahan publik.
"Ini benar-benar terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) sekali," tegasnya.
Detik-Detik Ikhlas Melepas Harta di Tengah Jeritan
Terkait malam penjarahan, Uya mengaku awalnya masih mencoba bersikap positif, tidak menyangka kemarahan siber akan berujung aksi fisik. Namun, ketika kerumunan massa mulai mengepung rumah rekannya sesama DPR yaitu Sahroni.
Ia pun mulai berpikir bisa jadi terjadi kepada dirinyadan mulai mengetahui situasinya sudah di luar kendali. Keluarga besarnya harus meninggalkan rumah hanya dengan empat potong baju.
Saat pintu didobrak dan para penjarah masuk, Uya Kuya memutuskan untuk tidak lagi menonton. Ia memilih menghibur sang istri yang terpukul.
"Pas Pak Suya bobol masuk ke dalam, ya sudah gua matiin. Gua pegangan tangan sama istri gua. Gua bilang ikhlas, kita ikhlas. Sudah gua enggak mau lihat lagi," kenangnya getir.
Meski harta benda seperti Grand Piano dan 13 piala penghargaan amblas, yang paling menyakitkan adalah vandalisme terhadap hal-hal yang tidak ternilai.
"Yang gua paling sedih sih foto-foto album-album pernikahan yang pas masuk pintu tuh gede banget tuh... di dihancurin. Itu Yang gua paling sedih," katanya.