Kisah Pedagang Ikan Cantik Cirebon: Uang Tak Pernah Habis, Nyawa Melayang Jadi Tumbal Tuyul Kelas Kakap

Kisah Pedagang Ikan Cantik Cirebon
Sumber :
  • Youtube

Selama delapan tahun, ia hidup bak ratu dengan pemasukan harian minimal Rp5 juta. Total hartanya ditaksir mencapai miliaran rupiah. Tapi kebahagiaan semu itu harus dibayar mahal.

Waktunya Gen Z Ambil Kendali Keuangan: 3 Pelajaran Penting dari Para Ahli

Suaminya menemukan kamar terlarang yang berisi bunga kantil kering, mainan anak-anak, dan bau amis aneh. Keesokan harinya, suami Ana menceraikannya, pergi sambil berkata, "Saya takut jadi tumbal kamu."

Tobat yang Terlambat dan Konsekuensi Maut

Bukan Utang dan Investasi! Ini 4 Prioritas Keuangan Wajib yang Menjadi Jaring Pengaman Hidup

Setelah delapan tahun, kegelisahan mulai menggerogoti Ana. Suara ceramah dari musala kecil dekat rumahnya tentang dosa syirik menusuk hatinya. Ia menangis, menyesal, dan akhirnya mencari Kang Oman untuk memutus kontrak gaib.Ana mengungkapkan fakta mengerikan: Kuncen memberinya 15 tangkai bunga kantil.

Setiap tahun, satu bunga hilang, menandakan sisa umur kontrak. Kini, hanya tersisa tujuh bunga. Tujuh tahun lagi, ia akan mati.

Jalan Pintas Cepat Kaya vs. Disiplin Investor: Sandiaga Uno Bongkar Mindset FOMO Generasi Muda

Perjalanan kembali ke Gunung Serandil sia-sia. Kuncen menolak, "Kamu sudah kontrak, tak bisa dibatalkan." Mereka bahkan berhadapan dengan induk tuyul, sosok menyeramkan yang menuntut hak atas pengikutnya.

Meski demikian, Ana bertekad bulat untuk bertobat. Kamis malam Jumat, ia membawa uang miliaran hasil pesugihan dan bunga sisa ke musala Kang Oman. Dalam ritual pemusnahan, uang itu lenyap seketika, sementara bunga mengeluarkan bau busuk seperti daging busuk.

Saat berzikir, tubuh Ana menggigil, ia muntah bunga dan cairan hitam, menangis memohon ampun, dan mengucapkan syahadat. Setelah itu, senyum lega terkembang. “Kang, dada saya ringan, saya sudah bebas,” katanya.

Namun, kebebasan itu berumur pendek. Malam berikutnya, sekitar pukul 12, Ana mengalami kecelakaan di daerah Kangenan dan meninggal di tempat.

Ketika keluarganya membuka tempat penyimpanan uang miliaran, mereka hanya menemukan serutan kayu dan daun kering. Uang yang dulu memenuhi rumahnya hilang tanpa jejak, kembali menjadi ilusi.

Hingga kini, warga pasar hanya mengenang Mbak Ana sebagai "pedagang pindang cantik yang dagangannya selalu laris." Tak ada yang tahu bahwa di balik senyum dan kesuksesannya, ia telah menukar kekayaan miliaran dengan nyawa dalam kontrak gaib yang tak terhindarkan.

Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.