Dibalik Teriakan "Cabul": Yai Mim Nyaris Jadi Korban Jaring Fitnah Gara-gara Celana Pendek!

Kisah Yai Mim Dosen UIN Malang
Sumber :
  • Youtube

Olret – Inilah bagian paling gelap dan paling merusak dari konflik Dosen Yai mim dan tetangganya, Sahara: tuduhan pencabulan.

Dampak Psikologis Bullying bagi Mahasiswa, Sering Diremehkan Karena Nggak Kelihatan Bentuk Sakitnya

Tuduhan serius ini disebarkan Sahara di depan mahasiswa dan publik, namun faktanya sungguh mengejutkan dan memperlihatkan betapa piciknya upaya framing terhadap Dosen Yai mim.

Insiden di Lantai Tiga: Momen Krusial yang Diputarbalikkan

Panas! Konflik Lahan Parkir Berubah Jadi Drama Pelecehan Seksual: Yai Mim dan Sahara Saling Lapor Polisi

Kebenaran terungkap, tuduhan pencabulan itu sama sekali tidak terjadi. Alih-alih perbuatan kriminal, insiden itu adalah hasil dari kesalahpahaman yang disengaja.

Momen krusial terjadi saat istri Yaimim, Rosida, sedang menunaikan ibadah haji. Dosen Yaimim saat itu berada di rumah seorang diri. Ia sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, yaitu mencuci pakaian di lantai tiga rumahnya. Layaknya orang di rumah sendiri, Yaimim hanya mengenakan celana pendek.

Yai Mim : Siapa Melecehkan Istri Saya, Dia Harus Menyerahkan Lehernya Kepada Saya

Tiba-tiba, tanpa diundang dan tanpa alasan yang jelas, Sahara datang ke rumah dan langsung naik ke lantai tiga. Begitu melihat Yaimim yang berpakaian santai, Sahara langsung berteriak histeris, melontarkan kata "cabul!".

Reaksi Yaimim: Lari Menghindar, Takut Fitnah

Mendengar teriakan itu, Dosen Yaimim seketika panik. Ia tidak melawan atau mencoba menjelaskan, melainkan segera lari dan bersembunyi.

Aksinya ini bukan pertanda rasa bersalah, melainkan rasa takut yang luar biasa terhadap fitnah. Yaimim sadar, ia berada di rumahnya sendirian, istrinya sedang tidak ada, dan lawan konfliknya ada di rumahnya sambil berteriak tuduhan serius.

Yai mim tahu betul, dalam situasi seperti itu, penjelasan apa pun akan sia-sia. Ia khawatir teriakan itu didengar oleh tetangga atau suami Sahara, yang akan langsung memicu kesalahpahaman massal.

Klarifikasi ini menunjukkan betapa Dosen Yaimim bukan hanya menghadapi sengketa tanah, tetapi juga harus berjuang melawan jebakan moral yang dirancang untuk menghancurkan integritasnya sebagai seorang pendidik terpandang. Sebuah celana pendek dan niat jahat seseorang nyaris merenggut seluruh kehormatannya.