Mengungkap Tabir Kerasukan: Benarkah Muntah Saat Ruqyah Selalu Tanda Jin?

Membongkar Mitos dan Fakta Dunia Jin
Sumber :
  • Youtube

Olret – Fenomena ruqyah dan gangguan jin sering menjadi perbincangan panas, memunculkan pertanyaan: apakah reaksi fisik seperti muntah dan pusing benar-benar membuktikan adanya makhluk gaib? Atau, mungkinkah itu hanya luapan dari kondisi psikologis yang tertekan?

Jungkook & J-Hope Jadi Penari Latar! Sorotan Seru Konser Encore Solo Jin BTS

Melalui lensa spiritual dan pengalaman klinis, Ustaz Muhammad Faizar membedah fakta-fakta penting seputar interaksi jin dengan tubuh manusia, serta cara membedakan gangguan metafisik dari reaksi emosional.

Reaksi saat Ruqyah: Membedah Muntah, Tangisan, dan Histeria

Membongkar Mitos dan Fakta Dunia Jin: Ketika Mimpi Buruk dan Kesurupan Bukan Sekadar Drama Psikologis

Tak jarang, pasien ruqyah mengalami reaksi dramatis. Namun, tidak semua reaksi memiliki makna yang sama.

1. Muntah dan Pusing: Indikasi Gangguan Metafisik

Bukan Lagi Sekadar Aktor: Perjalanan Emosional Reza Rahadian di Balik Layar Lewat Film Debut "Pangku"

Menurut Ustaz Faizar, muntah dan pusing yang muncul saat pembacaan ayat-ayat suci merupakan sinyal kuat adanya intervensi dari dunia gaib.

"Jika reaksi saat diruqyah sampai muntah dan pusing, ini fakta bahwa ada gangguan metafisik, entah itu jin atau sihir," jelasnya.

Secara spesifik, reaksi muntah sering diyakini sebagai proses pembersihan. Muntah dapat menandakan sihir yang ada di tubuh sedang dikeluarkan, sejalan dengan keyakinan bahwa bahan sihir tertentu bisa masuk dan bersemayam di dalam tubuh.

2. Tangisan: Ketika Hati yang Tersentuh

Di sisi lain, air mata yang mengalir saat ruqyah tidak selalu bermakna jin sedang tersiksa.

"Menangis belum tentu karena jin," tegas Ustaz Faizar.

Tangisan tersebut bisa jadi manifestasi spiritual yang mendalam. Pasien mungkin merasa tersentuh (terenyuh) dengan bacaan Ruqyah, muncul penyesalan dan keinginan bertobat kepada Allah, atau tiba-tiba muncul ingatan masa lalu yang disertai rasa lega. Ini adalah reaksi hati yang sedang dievaluasi dan disucikan.

3. Histeria dan Reaksi Keras: Jin Menunggangi Emosi Negatif

Bagaimana dengan tangisan yang disertai reaksi fisik ekstrem—seperti histeria, tangan kaku, mencabik-cabik, bahkan kekuatan yang berlipat ganda?

Menurut Ustaz Faizar, reaksi ini adalah kombinasi kompleks. Histeria umumnya terjadi ketika jin mengambil keuntungan dari kelemahan psikologis manusia.

Reaksi keras ini seringkali ditumpangi oleh jin pada pasien yang memiliki masalah trauma atau endapan emosi negatif (seperti amarah, dendam, atau kecewa). Jin bekerja dengan mengamplifikasi kekacauan batin yang sudah ada.

Jin dan Tubuh Manusia: Fakta atau Khayalan?

Keyakinan bahwa jin dapat merasuki tubuh bukanlah mitos dalam akidah mayoritas umat Islam.

Bukti Dalil dan Posisi Ulama

"Mayoritas ulama Ahlussunah wal Jama'ah membenarkan bahwa jin bisa merasuki tubuh manusia," tegas Ustaz Faizar.

Dasar keyakinan ini sangat kuat. Salah satunya, dalam Al-Qur'an, Allah mempermisalkan pemakan riba akan dibangkitkan seperti orang yang kesurupan (kerasukan). Jika kerasukan adalah mitos, tentu Allah tidak akan menggunakan perumpamaan tersebut.

Bagaimana Jin Mengontrol Manusia?

Intervensi jin terhadap pikiran dan emosi adalah proses yang dijelaskan secara metafisik.

"Jin dapat mempengaruhi emosi dan pikiran manusia," karena setan memang memiliki jalur akses ke dalam diri.

Ustaz Faizar menjelaskan bahwa setan berjalan di aliran darah manusia, dan target utamanya adalah jantung (disebut qalbu dalam literatur klasik), yang merupakan organ metafisik. Setan yang bertugas membisiki was-was akan bersembunyi (al-khannas) jika manusia mengingat Allah, namun akan meletakkan moncongnya di hati anak manusia jika ia lalai.

Dengan demikian, gangguan jin bukanlah sekadar fantasi. Ia adalah realitas yang beroperasi dengan menunggangi kelemahan dan kelalaian spiritual serta emosional manusia. Memahami mekanisme ini adalah kunci pertama untuk melawan dan menyembuhkan diri.