Bismillah, Semoga Hijrah Ini Istiqomah dan Allah Ridhoi.

Meluluhkan hati lewat doa
Sumber :
  • instagram

"Lagipula, itu kewajiban setiap muslimah Rei. Mak juga kepikiran kalau kamu nanti kuliah pakai pakaian seperti biasanya. Khawatir aja bawaannya," lanjut Mak dengan wajah teduhnya.

Inilah Rahasia di Balik Sujud: Bukan Sekadar Gerakan Salat, Tapi Kunci Pengangkat Derajat dan Pelebur Dosa!

Aku memutar bola mata ke atas, kesal saja mendengar nasehat Mak hari hari ini, soal gamis, jilbab dan aurat wanita melulu.

Belum sempat aku jawab.

7 Tanda Hati Sudah Keras: Menyadari Dosa Terbesar yang Menjauhkan Kita dari Allah

Handphone ku berdering.

"Yes, bisa kabur...," ucapku sumringah saat melihat nama Aldo tertera di layar benda pipih itu.

Yai Mim vs. Tuduhan "Cabul" dan Video Pribadi: Pertarungan di Ranah Kehormatan

"Udah ya, Mak, Rei capek bahas masalah itu. Nih, Aldo telpon, Rei udah ada janji mau keluar. Ok," kata kataku sembari terburu buru. Mengambil tas dan memakai jeans secepat kilat dan segera berlari keluar kamar.

Terakhir Mak terlihat mengelus dada, melihat kelakuan putri semata wayangnya.

Namun ternyata tak sampai disitu.

Hampir selama 2 tahun lebih Mak, masih berusaha agar aku mau memakai gamis dan jilbab. Sampai keinginanku untuk melanjutkan kuliah di luar kota semakin kuat.

"Rei, bawa beberapa stel gamis ini ya, nanti dipakai kalau di kampus," sekali lagi Mak berusaha membujukku di hari keberangkatanku.

"Ish, apaan sih Mak, Reina gak cocok sama pakaian kayak gitu. Buang gak atau Rei bakar!" ancamku sedikit membentak pada wanita yang telah melahirkanku. Rasanya kupingku panas sekali mendengar nasehat Mak yang itu itu saja.

Mungkin karena kaget dan syok atas bentakanku, akhirnya Emak mengeluarkan kembali semua gamis yang tadi di masukkan ke dalam tas. Sedikit ada buliran bening yang menetes dari kedua matanya.

Namun hatiku sudah keras dan tak peduli. Setelah pamit, aku segera melangkahkah kaki pergi dari rumah. Bersyukur, karena tidak akan mendengar nasehat Mak lagi soal gamis dan hijab.

"Ya Allah Rei...," Salsa menyeka air matanya setelah mendengarkan ceritaku.

"Seharusnya, kamu beruntung Rei. Ibuku sudah lama berpulang," Salsa semakin menekukkan wajahnya. Membuatku ikut sedih dan menyesal.

Namun tak sampai sepersekian detik, wajah manis gadis itu terangkat kembali. Kali ini dia tersenyum.

"Jadi, gimana, kamu mau belajar istiqomah pakai gamis dan hijabkan, sekarang?"

Halaman Selanjutnya
img_title