Mengapa Rumah Tinggal Hanya Mimpi? Membongkar 5 Realita Finansial Pahit Gen Z (2025)
- Youtube
Olret – Anda mungkin sering bertanya: Mengapa, meski sudah banting tulang setiap hari, impian memiliki rumah sendiri terasa makin jauh?
Data menunjukkan, lebih dari sepertiga Generasi Z merasa belum siap secara finansial untuk membeli properti. Ini bukan lagi soal malas bekerja, melainkan pertarungan melawan struktur ekonomi yang timpang.
Harga properti melesat jauh lebih cepat daripada kenaikan gaji Anda, menciptakan jurang lebar yang membuat kepemilikan rumah seolah menjadi hak eksklusif segelintir elite.
Berikut adalah lima realitas pahit yang menjelaskan mengapa generasi muda sulit punya rumah hari ini:
1. Jurang Gaji vs. Harga Rumah yang Tak Terkejar
Membuat Rumah Tanggamu Tidak Harmonis
- freepik.com
Inilah fakta kerasnya: gaji rata-rata pekerja muda di Indonesia tahun 2025 berada di kisaran Rp 4,5 hingga Rp 6 juta per bulan. Bandingkan dengan harga rumah tapak sederhana di Jabodetabek yang rata-rata sudah menembus Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.
Jika Anda menabung penuh, Anda butuh 13 hingga 15 tahun hanya untuk mengumpulkan uang seharga rumah tipe kecil—itu pun tanpa memperhitungkan inflasi dan kenaikan harga properti yang biasanya 5–10% setiap tahun.
Di kota besar seperti Jakarta, rasio harga rumah terhadap penghasilan tahunan bahkan bisa mencapai 30 kali lipat! Jelas, menabung dari gaji bulanan sudah tidak realistis.
2. Biaya Hidup Harian: Pembunuh Senyap Tabungan
Kurang Sabar Menghadapi Masalah Rumah Tangga
- freepik.com/author/tirachardz
Mimpi besar Anda untuk punya rumah seringkali dihabisi oleh pengeluaran kecil sehari-hari. Biaya hidup (inflasi makanan, transportasi, dan sewa tempat tinggal) di kota besar terus menekan.
Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah biaya gaya hidup digital. Mulai dari langganan Netflix, Spotify, kopi harian, hingga belanja online impulsif—pengeluaran receh ini menumpuk hingga ratusan ribu bahkan jutaan per bulan.
Gaji Anda yang sudah kecil pun terlanjur tersedot habis sebelum sempat Anda alokasikan untuk tabungan masa depan.
3. Jebakan Utang Konsumtif: Membayar Gaya Hidup
Cara Terhindar Dari Stres Finansial Dalam Rumah Tangga
- freepik.com/author/pressfoto
Akses mudah ke pinjaman digital seperti Paylater, Pinjol (Pinjaman Online), dan kartu kredit telah menjadi jebakan yang menggoda. Mayoritas penggunanya adalah Gen Z dan Milenial, yang ironisnya, sering menggunakan utang ini untuk hal-hal konsumtif dan non-produktif (seperti gadget terbaru atau fashion).