Stop Bandingkan, Mulai Sayangi Tubuhmu: Strategi Kekinian untuk Atasi Body Comparison

ilustrasi body comparison
Sumber :
  • pexels.com/@mizunokozuki

Olret – Remaja dan perempuan muda, sering merasa ingin membandingkan tubuh mereka—contohnya bagian perut—dengan teman atau orang lain di sekitarnya.

Arsenal Akui Kenyataan Pahit Soal Kesepakatan Isak

Terutama kalau melihat perut teman terlihat lebih ramping atau kencang, muncul rasa tidak aman dan rendah diri. Ini adalah bentuk upward appearance comparison yang umum dan berbahaya karena:

Media sosial menyuguhkan standar kecantikan yang ideal, mendorong kita membandingkan diri, sering kali ke orang yang terlihat lebih menarik, hasilnya ketidakpuasan tubuh dan gangguan makan meningkat. 

Manchester City Tertinggal 0-2 dari Tottenham Hotspur di Babak Pertama!

Dalam transisi ke masa dewasa muda, ketidakpuasan terhadap tubuh, keinginan sangat kurus, dan kecemasan tentang penampilan sosial dapat meningkat. 

Akibat Negatif dari Body Comparison

Tindakan Wewenang-Wenang Ter Stegen Membuat Barca Tidak Senang

Perbandingan ini sering melahirkan ketergantungan terhadap validasi eksternal, baik dalam pertemuan langsung maupun di media sosial.

Semakin besar jarak antara tubuh kita dan ideal yang diinginkan, semakin besar risiko ketidakpuasan dan perilaku makan yang tidak sehat tanpa memandang ras atau etnis. 

Strategi Kognitif Kreatif ala “Alih Fokus ke Sepatu”

Penderita body comparison bisa memutus lingkaran negatif dengan trik CBT sederhana namun efektif:

1. Kenali saat perhatian mulai membandingkan penampilan.

2. Alihkan fokus, misalnya ke sepatu orang lain—bayangkan cerita si pemakai.

3. Dengan cara ini, kita menggantikan kritik dengan rasa ingin tahu yang kreatif—merenung sambil bertanya "Siapa dia? Bagaimana hidupnya?"—dan menghentikan perbandingan destruktif.

Strategi Berbasis Sains untuk Lebih Bahagia dengan Tubuh Sendiri

Selain trik sederhana itu, ada banyak strategi ilmiah yang sudah terbukti membantu seperti:

1. Mirror Exposure + Afirmasi Positif

Berdiri di depan cermin sambil mengulang kalimat positif tentang tubuh. Cara ini efektif menurunkan rasa minder. 

2. Self-Compassion ala Kristin Neff

Latihan meditasi dan menulis surat penuh empati untuk diri sendiri terbukti menurunkan body shame dan meningkatkan penerimaan tubuh. 

3. CBT dan Terapi Kelompok

Program CBT membantu menangkap, menantang, dan mengubah pikiran negatif menjadi konstruktif. 

4. Batasi Media Sosial

Riset terbaru menemukan, mengurangi penggunaan media sosial hanya setengahnya saja bisa memperbaiki citra tubuh dalam hitungan minggu. 

5. Nikmati Keragaman Tubuh di Media

Mengikuti akun yang menampilkan beragam bentuk tubuh terbukti menurunkan body dissatisfaction

Membandingkan tubuh dengan orang lain hanya akan menggerus kebahagiaan. Dengan trik kecil seperti alih fokus ke sepatu, serta strategi ilmiah seperti afirmasi di depan cermin dan self-compassion, kita bisa keluar dari lingkaran negatif body comparison.

Tulis surat kasih sayang ke dirimu sendiri seperti seorang sahabat. Perlahan-lahan, kamu mengalihkan rasa minder menjadi penuh perhatian dan empati.

Jika memungkinkan, coba juga kurangi waktu di Instagram atau TikTok dan pilih akun yang menampilkan keberagaman tubuh—banyak akun influencer menunjukkan apa adanya, tanpa filter.

Tubuh bukan sekadar ukuran atau bentuk. Tubuh adalah rumah tempat kita menjalani hidup, dan ia layak dicintai apa adanya.