Meski Tak Sampai Pelaminan, Setidaknya Kita Pernah Bahagia Bersama
- u-report
Olret – Jujur saja, kamu adalah salah satu dari banyaknya kesalahan yang pernah aku buat. Hadirmu telah membuatku menyesali apa yang telah kulakukan, sedikit banyak membuatku goyah dan hampir benar benar putus asa.
Bahkan, jika seandainya sang waktu dapat kuputar kembali. Rasanya, ingin kupastikan bahwa pertemuan denganmu tak pernah terjadi dalam hidupku.
Namun, saat aku mulai lebih dewasa. Mulai merenungi setiap langkah yang harus kuarungi. Ternyata ada rasa tak menyesal dari pertemuan itu di sisi terdalam hatiku. Ada sedikit rasa syukur, setidaknya bukan kamulah yang menjadi akhir penantian. Ada rasa lega, bahwa hadirmu hanya sebagai pelajaran.
Sehingga, meski kamu adalah salah satu kesalahan yang kubuat dan mampir dalam perjalanan hidupku. Aku tetap mensyukuri pertemuan itu. berterima kasih, karena bagaimanapun, tanpamu, mungkin aku tidak akan menjadi seseorang yang lebih baik lagi, menjadi seseorang yang kembali menyadari bahwa berharap pada manusia hanya berakhir kecewa, dan menjadi seseorang yang belajar bahwa tak semua janji memang harus ditepati.
Selain itu, tanpa luka yang kamu berikan, mungkin aku masih menjadi seseorang yang menantimu dalam kebodohan. Kini, setelah melepaskan semua itu, aku akan bisa menemukan seseorang yang lebih baik, lebih menghargai dan lebih tepat bagiku.
Bagiku, Kamu Hanyalah Kesalahan Yang Ada Di Masa Lalu. Namun, Sesalah Apapun Itu, Aku Bersyukur Telah Mulai Memaafkan Semuanya, Termasuk Diriku Sendiri
Layaknya masih pacaran
- https://www.freepik.com/
Dulu, aku memang sangat membencimu, menganggap bahwa Tuhan tak adil, merasa bahwa hidupku hanyalah sebuah kesia siaan belaka. Apalagi, saat kamu adalah kesalahan terbaik yang pernah aku ciptakan.
Yang kucintai, hingga membuat mataku buta dan tetap bertahan meski harus berulang kali tersakiti. Sungguh, benar benar menghancurkan hidupku pada waktu itu.
Namun seiring dengan waktu, seiring pula dengan sembuhnya luka yang bersemayam dalam hati. Saat kupikirkan kembali semuanya, aku menyadari, bahwa sejak awal aku lah yang salah. Salah, karena terlalu berharap, yakin dan percaya sepenuhnya padamu. Salah, karena membiarkan rasa takut akan kehilangan dan nafsu, membuatku kehilangan hal terpenting dalam hidupku.