8 Shaming yang Harus Kamu Hentikan, Dari Body Shaming - Mom-Shaming

Shaming yang Harus Kamu Hentikan
Sumber :
  • Freepik.com

Karena itu berhentilah mempermasalahkan status seseorang. jika memang kamu ingin yang terbaik, cukup doakan yang baik-baik saja. Mungkin saja, dia memang masih nyaman sendiri dan belum menginginkan mendapatkan jodoh di waktu yang dekat. 

Jadwal Pertandingan SEA Games 33 Hari Ini, 13 Desember 2025

4. Mom-Shaming 

Mom Shaming

Photo :
  • -

Timnas U22 Vietnam Memiliki Keunggulan Tak Terduga Menjelang Semifinal SEA Games

Selanjutnya, bullyan juga kerap terjadi pada seseorang yang sudah berstatus seorang ibu. Cara mereka membesarkan anak, sampai berat badan anak pun kadang dipermasalahkan. Padahal, setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.  Fenomana Mom Shaming juga tak baik loh.

Sehingga, berhentilah merasa paling benar atau baik sendiri saat menjadi seorang ibu. Jadi tidak akan sampai meremehkan ibu-ibu lainnya. Lagipula, justru bullyan itulah yang seringkali menjadi penyulut adanya baby blues dan berpengaruh pada kesehatan mental. 

Benarkah Minum Susu Kedelai Bisa Redakan Nyeri Haid? Ini Faktanya

5. Career/Job-Shaming 

Job-Shaming

Photo :
  • Freepik.com

Pekerjaan atau penghasilan seseorang juga menjadi hal yang sering mendapatkan hinaan di masyarakat. Misal, status PNS sekarang ini masih paling diagungkan. Bahkan, beberapa orang tua, tidak mau menerima lamaran selain dari orang yang mempunyai pekerjaan atau status PNS. 

Sedang pekerjaan lainnya, seperti petani, pedagang kecil-kecilan atau peternak skala kecil, sering mendapatkan pandangan sebelah mata di masyarakat. Seolah, orang yang mapan pasti bahagia, sedang yang hidup sederhana dianggap melarat dan menderita.

Oleh sebab itu, ubahlah pemikiran itu mulai dari sekarang. Apapun pekerjaan yang dimiliki seseorang dan berapapun pendapatan mereka tidak menjamin ada atau tidaknya kebahagiaan. Setiap orang bermanfaat dengan segala bidang pekerjaanya.

6. Gender-Shaming 

Meski jaman berubah dan semakin maju, dimana wanita sudah bisa mendapatkan kesempatan yang sama bahkan lebih baik dari lelaki. Nyatanya, beberapa orang masih meremehkan status wanita dan mengagungkan pria. Bahkan beberapa orang tua, masih membedakan perlakuan anak perempuan dan anak lelakinya. 

Wanita dianggap tidak akan menghasilkan apa pun, selain menjadi ibu rumah tangga dan mengurus dapur. Sedang, lelaki selalu dianggap lebih berhak dan lebih baik untuk menjadi pemimpin.

Padahal, di zaman sekarang, sudah banyak rumah tangga yang membuktikan, lelaki yang abai dengan tanggung jawabnya dan perempuan-perempuan yang harus bekerja (sampai keluar negeri) untuk meningkatkan finansial keluarga. Untuk rumah tangga seperti ini, pantaskah lelaki menyebut dirinya pemimpin atau kepala keluarga? 

Halaman Selanjutnya
img_title