Part 7 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Pendakian Gunung Sumbing via kaliangkrik
Sumber :
  • ngayap.com

Aku terseok-seok mengikuti langkahnya yang tampak terburu-buru. Kabut tebal kelabu masih mengelilingi kami, tapi orang itu nampaknya mengerti arah langkahnya. Sebentar-sebentar aku menoleh ke belakang. Firasatku mengatakan ada sesuatu yang mengikuti, tapi tiap kali kutoleh yang ada hanya kekosongan.

Honda City SUV Versi Baru Diluncurkan Dengan Harga 395 Juta Vietnam Dong di Vietnam

Kabut semakin menipis, tapi perasaan mencekam malah kian terasa. Intensitasku menoleh ke belakang semakin sering. Tiap kali aku melonjak kaget, merasakan tangan dingin menyentuh tengkukku. Aku tak mampu lagi membedakan yang mana halusinasi atau kenyataan. Apakah hanya perasaanku atau memang benar sebuah tangan.

Menipisnya kabut sama sekali tidak membantu. Bayangan-bayangan gelap pohon cantigi yang kurus dan bercabang dimataku bagaikan sosok hantu yang berdiri diam. Berkali-kali aku terjatuh, tapi orang itu menengok pun tidak. Dia masih terus berjalan. Hanya sesekali dia melirik jam ditangannya atau menyalakan rokoknya. Semua dilakukan sambil berjalan.

Kisah Acha Septriasa Melewati Perceraian Sendirian

Sosok-sosok Kuntilanak muncul sesekali dari balik pohon. Kali ini aku sudah tak peduli. Tak ku pedulikan juga sosok yang terbang dari dahan ke dahan.

Nyaliku kembali teruji ketika terdengar suara perempuan tua menyanyikan tembang Jawa. Suaranya terdengar pelan namun jelas. Orang itu mendadak berhenti dan mengeluarkan parangnya. Alih-alih terus jalan mengikuti jalur, orang itu malah menerobos semak disebelah kiriku. Parang tadi ia gunakan untuk membuka jalan. Kami menerobos ilalang setinggi pinggang. Di beberapa tempat ilalang itu bahkan melebihi tinggi tubuhku.

Tips Menjalin Hubungan LDR Tanpa Banyak Konflik

Sebuah tangan menjulur dari balik semak, tapi dengan entengnya orang itu mengayunkan parangnya dengan cepat. Tangan itu putus dan berubah menjadi kabut. Seiring jalan, juluran tangan itu semakin banyak. Mereka tidak hanya muncul dari balik semak, tapi juga dari bawah tanah.

Orang itu kembali berhenti. Kali ini dia mengajakku berbalik arah menyusuri jalur semula. Aku gelisah melihat wajahnya tidak lagi setenang biasa. Parangnya kembali diayunkan ke kanan kiri. Tiba-tiba saja kami keluar di Pos Kuburan Kuda.

Kemunculan mendadak kami rupanya mengalihkan perhatian hantu-hantu orang desa yang tampak sedang merubung ditenda pendaki. Puluhan pasang mata menatap kami tanpa berkedip. Tanpa ada komando tiba-tiba mereka bergerak pelan ke arah kami. Aku histeris ketika hantu yang terdekat memeluk pahaku. Aku meronta-ronta hingga terjatuh. Tangan itu baru lepas ketika orang itu menarikku. Sementara suara perempuan tua yang menyanyikan tembang Jawa terdengar semakin mendekat.

Halaman Selanjutnya
img_title