Part 7 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Pendakian Gunung Sumbing via kaliangkrik
Sumber :
  • ngayap.com

Dengan pelan aku bergeser mendekat. Aku bersembunyi dibalik batu nisan. Dari baliknya, dengan ketakutan aku mencari-cari sosok yang mendekat, tapi yang nampak hanya kabut. Kesempatan ini kugunakan untuk mengatur nafas dan menenangkan riuh detak jantungku. Dengan pelan kusentuh kantong celanaku, khawatir jika pembalut itu jatuh, tapi benda itu masih disana.

Tak Hanya Legenda: Menguak Kisah Nyata Ilmu Pancasona dan Kejatuhan Sang Raja Gelap

Kepakan sayap terdengar lagi, dan tiba-tiba dari balik kabut Gagak hitam itu muncul dan langsung mendarat dibatu nisan diatas kepalaku.

Aku kaget setengah mati, menghindar berguling menjauh. Gagak itu diam disana seakan tak peduli. Dia mengembangkan sayap hitamnya dan mulai mematuk-matuki sayap itu. Aku masih mengawasinya waspada. Berbagai kejadian malam ini mengajarkanku, apa pun bisa terjadi. Leherku kaku, tapi aku tak ingin mengalihkan pandangan dari burung ini.

Begini Cara Mudah Membahagiakan Laki-Laki, Ternyata Nggak Sulit!

Aku meyakinkan diri agar siap jika burung itu berubah menjadi Kuntilanak atau setan apapun. Tapi burung itu sama sekali tidak mempedulikanku. Dia mengepakkan sayapnya lalu turun ke atas pusara kuburan itu. Paruhnya mematuki lumut yang tumbuh subur menutupi nisan.

Sesuatu melintas dipikiranku. Pelan kudekati batu nisan berlumut itu. Dengan tangan gemetar kucabut perlahan lumut-lumut yang nampaknya sudah tumbuh di batu nisan ini bertahun-tahun tanpa pernah dibersihkan. Ketika kutarik, akar-akar serabutnya juga menarik lepas serpihan semen. Batu nisan ini sudah sedemikian rapuhnya. Cahaya bulan terlalu lemah untuk membantuku melihat apa yang terpahat di nisan ini, jadi aku menempelkan jariku, berusaha membacanya dengan tangan.

Waspada! Kenali 3 Masalah Finansial yang Bisa Memicu Pertengkaran dalam Rumah Tangga

Huruf pertama yang terbaca adalah huruf M, berikutnya tanpa susah payah aku mengenali huruf O. Aku kesulitan mengenali huruf berikutnya, pahatannya sudah aus, guratan hurufnya agak samar, apakah huruf..... K

Sebuah tangan tiba-tiba muncul dari belakang dan menarik tanganku. Aku langsung histeris. Kaki dan sebelah tanganku yang bebas dengan panik memukul dan menendang-nendang berusaha melepaskan diri dari cengkraman mahkluk apapun itu.

Lalu sebuah suara yang kukenal dan terdengar agak kesal, "Hormatin orang yang udah mati boy."

Aku membuka mataku. Orang itu berdiri tegak dibelakangku "ayo gerak. Waktu lu ngga lama lagi." Kata orang itu lagi sambil berjalan menjauh.

Halaman Selanjutnya
img_title