Part 7 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Pendakian Gunung Sumbing via kaliangkrik
Sumber :
  • ngayap.com

Orang itu berbisik pelan di telingaku, "lari boy." Lalu dia menambahkan, "Jangan sekali-kali nengok ke belakang."

Jakarta Keras : Kisah Horor Pesugihan, Penglarisan, dan Jati Diri Seorang Pengamen

Bersamaan dengan terciumnya anyir darah, orang itu berlari sambil menyeretku. Aku berlari zigzag menghindari tangan-tangan hantu orang desa yang berusaha menggapai kakiku. Lepas dari kepungan hantu orang desa, aku memohon orang itu berhenti untuk istirahat. Kedua kakiku hampir mati rasa. Tapi dia terus menarikku. Aku berlari dengan terpincang-pincang dan menahan nyeri di telapak kaki, hingga akhirnya aku rubuh karena pahaku keram. Rasanya seluruh tenagaku dikuras habis.

Didepanku, dibalik semak nampak pohon tua yang sangat besar. Kulit kayunya berwarna putih. Sulur-sulur panjang mirip rambut jatuh disana-sini dari dahan-dahan raksasanya. Yang pertama kulihat adalah pocong yang muncul dari balik pohon itu. Jantungku berdesir pelan. Tapi aku pasrah, menyadari aku tak bisa lari dengan kaki seperti ini.

Gunung Papandayan: Dari Sunrise Paling Menawan Hingga Eksotisme di Hutan Mati

Berikutnya adalah kuntilanak. Ada yang duduk sambil menggoyangkan kaki, ada yang menggantung dengan kepala dibawah. Ada dua atau tiga kuntilanak yang berwarna merah darah, yang lainnya berwarna putih. Itu adalah pemandangan paling tak biasa yang kutemui dalam pendakian, pohon itu bagaikan berbuah Kuntilanak.

Dan sulur-sulur seperti rambut. Aku salah. Nyatanya itu memang rambut. . 

Hati-Hati, Jangan Sembarangan Mewarnai Rambut! Inilah 4 Larangan dalam Islam yang Jarang Diketahui