Jin Di Rest Area: Kisah Nyata Mbak Tia, Dari Warung Sepi ke Omzet Rp10 Juta Sehari—Lalu Bangkrut!

Jin Di Rest Area
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret – Di tengah sengitnya persaingan kuliner Rest Area Pantura, sebuah rahasia gelap tersembunyi. Inilah kesaksian Mbak Tia, mantan babysitter Singapura, yang terjerumus pada pesugihan 'penglaris' dan harus membayar mahal atas kesuksesan instannya.

Dari Singapura ke Pantura: Ambisi dan Keterpurukan Awal

 

Mbak Tia kembali ke Indonesia dengan modal ambisi. Tiga tahun bekerja keras sebagai babysitter di Singapura memberinya tabungan Rp80 juta.

Uang itu ia investasikan untuk membeli sebuah warung di rest area Cirebon, tempat persaingan dagang begitu ketat. Ia optimis. Catatan omzet pemilik lama menunjukkan angka Rp25 juta per bulan.

Namun, realita menghantamnya keras. Tiga bulan berjalan, warungnya sepi. Pembeli lebih memilih warung sebelah meski menu mereka identik: ayam goreng, lele, kopi, mi instan.

"Paling banter sehari cuma sejuta. Kadang nombok buat gaji karyawan," kenang Mbak Tia.

Kekecewaan dan kerugian yang terus menerus menyeretnya ke titik putus asa.

Patung Putri dan Omzet Instan Rp10 Juta

 

Ketika akal sehat tak lagi berfungsi, Mbak Tia menyerah pada tawaran karyawannya, Siti, untuk bertemu "Abah," seorang yang konon bisa membuat warung ramai.

Malam Jumat itu, Abah datang. Ia duduk bersila hingga tengah malam di dapur warung, lalu meletakkan sebuah patung kecil berbentuk putri berbalut kain putih di laci uang. "Simpan di laci uang. Itu penglaris," katanya.

Keajaiban (atau kutukan) dimulai malam itu juga. Tiga bus pariwisata berhenti, dan entah kenapa, semua penumpangnya justru tumpah ruah ke warung Mbak Tia. Omzet melonjak drastis.

Dalam sepekan, penghasilan harian tembus Rp4–5 juta! Warung Mbak Tia bahkan bisa mencapai omzet puncaknya hingga Rp10 JUTA SEHARI, memungkinkannya membeli motor dan memperluas warung dengan membeli kios sebelahnya.

Bayaran Gaib: Penjaga Patung dan Teror Malam

 

Abah hanya meminta syarat sederhana: uang pembeli pertama setiap hari harus dipisahkan dan diserahkan padanya setiap malam Jumat untuk dibagikan ke anak yatim. "Katanya doa mereka yang bikin warung rame," ujar Mbak Tia.

Namun, kesuksesan itu datang dengan bayaran lain.

Lambat laun, Mbak Tia mulai melihat sosok perempuan bergaun putih mondar-mandir di parkiran warung, menatapnya dengan senyum samar. Abah menjelaskan, "Itu putri penjaga patung."

Setelah itu, gangguan di warung semakin parah:

  • Karyawan melihat bayangan hitam di dapur tengah malam.
  • Terdengar langkah kaki meski warung kosong.
  • Puncaknya, sosok perempuan itu terlihat duduk di atas kulkas.

Satu per satu karyawan mulai sakit, pusing, demam, bahkan ada yang kesurupan sambil berteriak membenci Mbak Tia. Abah menuding ini adalah ulah pesaing dagang yang juga "memakai" dukun.

Bangkrut dan Penyesalan

 

Teror tidak berhenti pada karyawan. Malam hari, sosok hitam besar, botak, bertaring, dan makhluk kerdil mulai menindih tubuh Mbak Tia saat tidur. Selama tiga malam berturut-turut, makhluk itu mencoba merasukinya.

Karyawan ketakutan dan memilih berhenti. Warung yang tadinya viral mendadak sepi lagi. Omzet anjlok, dan kerugian menumpuk.

“Dua tahun saya bertahan, tapi akhirnya habis juga. Kembali ke nol,” tutup Mbak Tia.

Ia terpaksa menjual warung dan mobilnya untuk menutupi semua utang. Kini, Mbak Tia memulai usaha kecil di Jogja, menjauhi jalan pintas dunia gaib.

Pesan dari Sebuah Kebangkrutan

 

Kisah Mbak Tia menjadi peringatan keras bagi para pedagang yang terdesak persaingan. Rezeki instan yang dijanjikan penglaris atau pesugihan selalu datang dengan bayaran yang jauh lebih mahal.

"Awalnya saya senang, warung ramai. Tapi ujungnya bangkrut, karyawan sakit, saya sendiri diganggu... Lebih baik usaha biasa saja, meski kecil tapi berkah."

Di balik keramaian rest area, persaingan adu dukun mungkin nyata. Namun, seperti yang dialami Mbak Tia, rezeki yang cepat datang, akan cepat pula hilang, hanya menyisakan trauma dan penyesalan panjang.

Kisah nyata ini ditayangkan dalam versi lengkap di kanal Youtube Malam Mencekam.