Dari Hujatan ke Dukungan: Kisah Yai Mim Dosen UIN Malang, Video "Guling-guling", dan Fitnah Digital Terkejam Tahun 2025?

Kisah Yai Mim Dosen UIN Malang
Sumber :
  • Youtube

Dampak dari framing ini sangat fatal bagi Yaimim:

Hujatan Massal: Yaimim dihujat habis-habisan oleh warganet yang percaya pada narasi Sahara.

Kehilangan Pekerjaan: Yaimim memutuskan untuk mengundurkan diri dari UIN Malang agar pihak kampus tidak terseret dalam masalah ini.

Pengusiran: Ironisnya, Yaimim dan istrinya diusir dari rumah milik mereka sendiri oleh warga sekitar. Pengusiran ini diduga dipicu oleh pengaruh Sopian yang merupakan ketua ormas di daerah tersebut, di mana perangkat RT/RW pun dituding berpihak padanya.

Pembalikan Keadaan: Alasan di Balik "Guling-guling"

Dua Versi di Ruang Tamu KDM

Photo :
  • Youtube

Situasi berbalik setelah Yaimim dan istrinya berani angkat bicara dan membeberkan fakta yang sebenarnya.

Momen paling mengejutkan adalah klarifikasi Yaimim tentang video viralnya. Yaimim menjelaskan bahwa "akting" jatuh dan berguling-guling yang ia lakukan adalah taktik psikologis untuk menghadapi ancaman.

Yaimim mengaku diancam akan disantet hingga stroke. Ia memilih melakukan hal yang diharapkan lawannya terjadi padanya untuk memecah konsentrasi mereka dan mengendalikan situasi.

Setelah fakta-fakta ini terungkap, warganet pun berbalik arah. Yaimim yang semula dihujat kini mendapatkan gelombang dukungan, sementara Sahara dan suaminya kini menjadi sasaran hujatan karena kebohongan dan penyalahgunaan wewenang mereka.

Kisah Dosen Yaimim adalah pengingat keras akan bahaya fitnah di era digital. Sebuah potongan video bisa dengan mudah dipelintir menjadi senjata yang menghancurkan reputasi, karier, bahkan tempat tinggal seseorang.

Kisah ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk selalu mencari kebenaran utuh sebelum menjatuhkan vonis di media sosial.

Bagaimana menurut Anda? Apakah fenomena framing dan fitnah digital ini adalah ancaman terbesar dalam interaksi sosial kita saat ini?