Lupakan Saham atau Kripto: Cara Terbijak Menghabiskan Rp100 Juta Pertama di Usia 20-an Adalah untuk Membeli Kenangan!

Cara Terbijak Menghabiskan Rp100 Juta Pertama
Sumber :
  • Youtube suara berkelas

Olret – Mendapatkan Rp100 juta pertama di usia 20-an sering kali dianggap sebagai milestone finansial paling krusial. Begitu dana ini di tangan, perdebatan klasik pun muncul: apakah harus diinvestasikan sepenuhnya ke saham, kripto, atau aset produktif lainnya?

Namun, di tengah gempuran nasihat investasi yang seragam, muncul perspektif yang justru jauh lebih bijak, namun sering dilupakan: gunakan uang tersebut untuk membeli pengalaman yang tidak ternilai harganya.

Sebagaimana dibahas dalam akun Youtube Suara Berkelas dengan video "CARA Terbijak Menghabiskan 100 Juta Pertama Kamu di Usia 20an!", kunci dari kebijaksanaan finansial di fase awal bukan hanya tentang angka, tapi tentang tujuan dan kebahagiaan sejati.

Tiket Menuju Pengalaman Priceless

Salah satu pembicara dalam diskusi tersebut, seorang penerima beasiswa, berbagi kisah inspiratif. Ia menabung mati-matian saat berada di Jepang, hidup sangat hemat dengan bekal dan masakan sendiri (frugal living), demi satu tujuan tunggal: membawa seluruh keluarganya berlibur 10 hari ke Jepang.

Uang Rp100 juta pertamanya, yang seharusnya bisa menjadi modal awal investasi besar, ia tukar dengan perjalanan yang memuat core memories—kenangan inti—bersama orang-orang terkasih.

"Uang itu kan sebenarnya kayak tiket gitu. Tiket untuk kamu pakai untuk unlocking things (membuka hal-hal). Dan apalagi kamu pakai uangmu untuk orang lain, itu wow. Kebahagiaannya itu luar biasa."

Inilah esensi yang sering hilang: uang bukanlah tujuan akhir, melainkan alat. Saat digunakan untuk membeli pengalaman—terutama untuk orang yang dicintai—nilai emosional dan kebahagiaan yang didapatkan jauh melampaui potensi return dari investasi.

Dualitas Sang Frugal: Pelit untuk Diri Sendiri, Royal untuk Keluarga

Menariknya, pembicara mengakui bahwa ia adalah tipe yang sangat hemat untuk dirinya sendiri. Mulai dari memilih berjalan kaki 20 menit daripada naik kereta, hingga selalu menghitung pengeluaran pribadinya dua kali.

Namun, sikap frugal ini hilang sepenuhnya ketika berhadapan dengan orang lain.

"Untuk kasih orang lain tuh kayak enggak pikir, tapi untuk diri sendiri kayak mikir dua kali. Itu aku banget."

Dualitas ini mengajarkan satu hal: keseimbangan prioritas. Hemat dalam pengeluaran sehari-hari adalah fondasi yang kuat, tetapi jika sifat hemat itu berubah menjadi 'pelit' pada kesempatan sekali seumur hidup untuk membahagiakan orang terdekat, mungkin kita telah kehilangan inti dari tujuan mencari uang.

Investasi Terbaik Adalah Tujuan Hidupmu

Video tersebut juga memberikan pandangan yang menyejukkan mengenai nasihat keuangan: tidak ada yang benar atau salah.

Sebagian financial coach akan menyarankan untuk memutar uang Rp100 juta menjadi modal investasi agar beranak-pinak (multiplying).

Namun, jika target hidupmu adalah pengalaman, kebahagiaan keluarga, atau bahkan investasi dalam peningkatan skill diri sendiri, maka itulah penggunaan uang yang paling bijak.

Keputusan terbaik akan selalu kembali pada diri sendiri.

Jika targetmu adalah mencapai financial freedom secepat mungkin, maka investasi di instrumen berisiko mungkin adalah pilihan bijak.

Namun, jika kamu ingin 'mengamankan' kenangan manis yang takkan bisa dibeli kembali di masa depan, maka Rp100 juta untuk pengalaman priceless adalah return investasi terbaik yang bisa kamu dapatkan.

Jadi, sebelum kamu buru-buru menekan tombol buy di aplikasi saham pertamamu, berhentilah sejenak. Tanyakan pada dirimu: Apakah Rp100 juta ini akan kugunakan untuk mengejar angka, atau untuk membeli memori tak terlupakan yang akan menjadi bekal kebahagiaan ketika hidup sedang berada di titik terendah?

Jawabannya, mungkin, adalah kunci bijaksana finansial yang sesungguhnya.