Stop Membandingkan Diri! 5 Kebiasaan Buruk Anak 20-an yang Menghambat Sukses

Kebiasaan Buruk Anak 20-an yang Menghambat Sukses
Sumber :
  • Youtube

Generasi muda saat ini kebanjiran informasi. Sayangnya, banyak yang terjebak dalam ilusi bahwa menerima pengetahuan sudah sama dengan menyelesaikan pekerjaan. Anda merasa paling pintar hanya karena tahu banyak teori, namun bingung saat harus mengeksekusi di dunia nyata.

Untuk mengatasi prokrastinasi, fokuslah pada Aksi. Mulailah dengan Tujuan besar Anda, buat To-Do List, dan kerjakan tugas yang paling mudah terlebih dahulu. Momentum kecil dari keberhasilan pertama (bahkan sesederhana merapikan tempat tidur) akan mendorong Anda untuk menyelesaikan tugas yang lebih besar.

5. Kecemasan Berlebihan (Overwried) terhadap Masa Depan

Latihan untuk Mengobati Kecemasan dan Depresi Secara Alami

Photo :
  • ENA

Terlalu khawatir tentang target finansial atau kesuksesan di usia muda dapat menjadi bumerang. Kecemasan berlebihan ini bisa mendorong seseorang melakukan hal-hal yang tidak etis atau bahkan ilegal demi mencapai tujuan cepat.

Para host menegaskan, usia 20-an adalah masa belajar yang paling berharga. Jangan paksakan kesuksesan instan yang hanya berumur pendek. Anda menginginkan kesuksesan yang berkelanjutan hingga usia 30-an, 40-an, dan seterusnya. Nikmati proses, dan belajarlah untuk "Be Present".

Bacaan Wajib & Mengatasi "Enggak Enakan"

Sebagai penutup, podcast ini juga memberikan dua tips praktis untuk menghadapi dunia dewasa:

Rekomendasi Bacaan

Jika Anda sudah membaca The Courage to Be Disliked (Berani Tidak Disukai), buku lanjutan yang direkomendasikan adalah The Courage to Be Happy.

Alternatif lain adalah The Subtle Art of Not Giving a F*ck dari Mark Manson, untuk melatih seni "bersikap bodo amat" pada hal yang tidak penting.

Melawan Rasa "Enggak Enakan"

Rasa tidak enak hati sering menjadi beban. Untuk mengatasinya, Anda harus berani mencari mediasi yang sehat dengan keluarga atau teman.

Jika Anda terus-menerus menyenangkan orang lain (karena enggak enakan), Anda akan menjadi musuh bagi diri sendiri. Pikirkan: Apakah "rasa enggak enakan" ini akan kembali menjadi beban di pundak Anda?