Aku Memilih Cita Daripada Cinta, Karena Aku Yakin Ia Akan Datang Tepat Pada Waktunya

Pria Introvert Jatuh Cinta
Sumber :
  • pixabay.com/id/users/n-y-c

Hari demi hari terlewati bersama. Kita bukanlah pasangan yang nyaris sempurna. Kadangkala pertengkaran kecil terjadi diantara kita. Tetapi, pada akhirnya semua pertengkaran itu mereda, lalu kita kembali, saling memberi kesempatan kedua.

Lalu, kesempatan yang ku tunggu sejak lama telah tiba. Aku yang telah menyelesaikan pendidikanku memilih untuk melanjutkan lagi ke jenjang selanjutnya. Meminta waktu kepadamu untuk menungguku lagi hingga tahap ini ku selesaikan kemudian. Hari itu, kamu mengiyakan.

Menyanggupi untuk menungguku dan berusaha memantaskan diri hingga waktunya tiba nanti. Hanya saja, mungkin kamu melupakan janjimu hari itu. Saat aku yang sedang menggebunya mengejar cita, yang ku kira di dukung oleh cintamu jua, kini kamu memilih mundur. Pergi. kamu meninggalkanku. Melupakan semua janjimu untuk terus mendukungku.

Hanya saja, kini kamu tidak pergi sendiri. Kamu memilih pergi bersamanya. Seseorang yang sosoknya juga ku kenal begitu baik, yang bahkan hari itu ku ingat kita pernah berbagi tawa bersama. Aku sempat menyalahkan diriku sendiri, yang ku pikir aku terlalu egois. Memintamu terus menungguku hingga cita-citaku sejak lama bisa ku wujudkan, dan ku pikir salah satunya berkatmu.

Pada akhirnya,aku merelakanmu pergi bersamanya. Semoga kamu dan ia menemukan bahagia seperti apa yang kamu inginkan dahulu. Aku disini masih merasakan luka. Karena kepergianmu begitu saja, pun melangkah bersamanya kini yang bahkan hubungan kita belum kamu akhiri.

Tetapi, aku tahu. Aku tak boleh berhenti secepat ini. Bisa saja, aku sedang terluka kini. Tetapi, aku tahu, Tuhan tidak tidur. Ia akan membantuku, menyembuhkan luka, dan mewujudkan cita.

Hingga suatu hari nanti, kan kutemukan dia. Seseorang yang menggantikanmu, yang pada akhirnya akan mendukungku, mewujudkan semua cita dengan begitu besar cintanya pula.