Efek Tempe pada Kesehatan Pencernaan

Tempe
Sumber :
  • Shutterstock

OlretTempe sering disebut sebagai makanan “merakyat” yang mudah ditemukan dan murah harganya. Tapi di balik kesederhanaannya, tempe punya peran penting untuk kesehatan tubuh, terutama pencernaan. Bahkan, di mata dunia, tempe masuk daftar superfood karena kandungan gizinya yang lengkap dan manfaatnya yang tidak main-main.

Kalau selama ini kamu cuma tahu tempe sebagai sumber protein nabati, ternyata efeknya terhadap sistem pencernaan juga luar biasa. Yuk, kita bahas satu per satu.

 

1. Kaya Probiotik Alami dari Fermentasi

Tempe dibuat melalui proses fermentasi kedelai menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Proses ini bukan hanya membuat tempe punya rasa gurih khas, tapi juga menghasilkan probiotik alami.

Probiotik adalah bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan flora usus. Flora usus yang sehat dapat meningkatkan efisiensi pencernaan, mempercepat metabolisme, dan melindungi tubuh dari infeksi saluran cerna.

Menariknya, probiotik dalam tempe juga bisa membantu mengurangi gejala seperti diare atau sembelit, dan menurunkan risiko gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus (IBS).

 

2. Membantu Penyerapan Nutrisi

Salah satu masalah dalam mengonsumsi kacang-kacangan adalah kandungan asam fitat yang dapat menghambat penyerapan mineral seperti zat besi, kalsium, dan zinc. Nah, proses fermentasi pada tempe mampu menurunkan kadar asam fitat ini.

Artinya, tubuh bisa menyerap nutrisi dari makanan lain dengan lebih baik. Jadi, makan tempe tidak hanya memberi protein, tapi juga membantu tubuh lebih optimal memanfaatkan gizi dari menu harianmu.

 

3. Sumber Serat yang Ramah untuk Usus

Dalam 100 gram tempe, terdapat sekitar 1,4–1,5 gram serat. Serat ini sangat penting untuk menjaga pergerakan usus tetap teratur dan mencegah sembelit.

Serat juga berfungsi memberi “makanan” untuk bakteri baik di usus (prebiotik), sehingga ekosistem mikrobiota usus tetap seimbang. Kombinasi probiotik dan serat dari tempe membuatnya jadi “paket lengkap” untuk kesehatan pencernaan.

 

4. Mengurangi Risiko Asam Lambung Naik

Meski tempe terbuat dari kedelai, kandungan gas yang biasanya membuat perut kembung jauh lebih rendah dibanding kedelai yang belum difermentasi. Proses fermentasi memecah komponen kompleks yang sulit dicerna, sehingga tempe lebih ringan di perut.

Bagi penderita maag atau asam lambung (GERD), tempe yang dimasak dengan cara sehat seperti dikukus atau ditumis ringan cenderung lebih aman dibanding olahan kedelai lainnya.

 

5. Mendukung Sistem Imun dari Usus

Tahukah kamu bahwa sebagian besar sel imun tubuh berada di saluran pencernaan? Saat usus sehat, daya tahan tubuh otomatis ikut meningkat.

Probiotik dan serat dari tempe berperan besar dalam menjaga integritas lapisan usus (gut lining), mencegah peradangan, dan membantu usus melawan bakteri jahat. Dengan kata lain, tempe bukan hanya menjaga perut tetap nyaman, tapi juga ikut melindungi tubuh dari penyakit.

 

 

Tempe bukan sekadar lauk sederhana. Proses fermentasinya membuat tempe kaya probiotik, serat, dan nutrisi yang sangat baik untuk menjaga kesehatan pencernaan. Dari membantu penyerapan gizi, melancarkan buang air besar, hingga menjaga keseimbangan bakteri baik di usus, semua bisa kamu dapatkan dari potongan tempe yang lezat.

Jadi, mulai sekarang, jangan ragu untuk memasukkan tempe dalam menu harian. Selain enak dan murah, efeknya pada pencernaan benar-benar layak diperhitungkan.