Suka Masak Pakai Bumbu Instan? Hati-Hati, Ini Dampaknya bagi Tubuh Kalau Terlalu Sering

Resep opor ayam bumbu kuning
Sumber :

OlretBumbu instan memang penyelamat banyak orang. Rasanya pas, tinggal sobek kemasan, tumis sebentar, dan jadi deh hidangan lezat ala restoran. Praktis banget buat yang sibuk, belum terlalu jago masak, atau cuma ingin masak cepat tanpa ribet racik bawang dan rempah.

Tapi di balik semua kepraktisan itu, kamu perlu waspada. Kalau terlalu sering dan berlebihan pakai bumbu instan, tubuh bisa mulai “protes” diam-diam. Nggak langsung kelihatan sekarang, tapi efeknya bisa muncul dalam jangka panjang.

Yuk, cari tahu apa saja risiko kesehatan yang bisa timbul jika kamu keseringan pakai bumbu instan dalam masakan.

 

1. Kadar Garam Tinggi Bisa Memicu Hipertensi

Salah satu komposisi utama bumbu instan adalah natrium (garam) dan jumlahnya nggak main-main. Tujuannya memang untuk bikin rasa gurih lebih kuat, tapi jika dikonsumsi terlalu sering, bisa meningkatkan tekanan darah secara perlahan.

Menurut WHO, konsumsi garam harian ideal tidak boleh lebih dari 5 gram per hari (setara 1 sendok teh). Padahal, satu porsi bumbu instan bisa menyumbang lebih dari setengahnya. Kalau kamu pakai dua jenis bumbu atau ditambah kecap asin, saus, dan penyedap lain, bisa-bisa konsumsi garammu melonjak drastis tanpa sadar.

 

2. MSG Berlebih Bisa Ganggu Keseimbangan Sistem Saraf

Monosodium Glutamate (MSG) adalah senyawa yang sering ditambahkan dalam bumbu instan untuk memberikan rasa gurih yang khas. Konsumsi MSG dalam jumlah wajar memang aman, tapi kalau terlalu sering, bisa memicu reaksi seperti pusing, jantung berdebar, atau mual terutama bagi yang sensitif.

Selain itu, terlalu sering makan makanan tinggi MSG bisa bikin lidah terbiasa dengan rasa gurih buatan dan membuat makanan rumahan tanpa penyedap terasa hambar. Dampaknya? Kamu jadi makin tergantung, dan itu nggak baik dalam jangka panjang.

 

3. Terlalu Banyak Pengawet dan Pewarna Sintetis

Agar awet dan tahan lama di rak supermarket, bumbu instan biasanya mengandung pengawet kimia dan pewarna buatan. Meski sudah diatur dalam batas aman, konsumsi terus-menerus bisa menumpuk di tubuh.

Beberapa zat aditif tertentu bisa menimbulkan reaksi alergi, iritasi pencernaan, atau beban tambahan bagi liver dan ginjal dua organ yang bekerja keras menyaring zat asing dari tubuh. Efeknya mungkin nggak terasa sekarang, tapi bisa berdampak seiring waktu.