Terjerat Lingkaran Setan: Kisah Nyata Pedagang Pasar yang Nekat Lakukan Pesugihan Demi Kembalikan Kejayaan

Terjerat Lingkaran Setan
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret –  Di balik ramainya tawar-menawar dan hiruk pikuk pasar tradisional, tersimpan kisah-kisah kelam yang tak kasat mata. Persaingan dagang yang sengit terkadang menyeret pelakunya ke jalan pintas yang terlarang.

Lupakan Saham atau Kripto: Cara Terbijak Menghabiskan Rp100 Juta Pertama di Usia 20-an Adalah untuk Membeli Kenangan!

Inilah kisah Bang Hen, seorang pedagang frozen food yang pernah berjaya, namun terperosok ke dalam jurang pesugihan setelah usahanya dihantam kejanggalan misterius.

Dari Puncak Kejayaan Hingga Jurang Kehancuran

3 Jebakan Finansial yang Menjerat Usia 20-an dan 30-an: Ini Bukan Soal Uang, Tapi Soal Gaya Hidup

Semua berawal dari sebuah lapak sederhana. Bersama istrinya, Bang Hen merintis usaha frozen food yang menjual aneka dagangan laris seperti tahu bulat, nugget, sosis, hingga kulit lumpia. Kerja keras mereka berbuah manis.

Usaha itu berkembang pesat, menjadikan Bang Hen sebagai pemasok utama di beberapa pasar hingga menyandang predikat agen nomor satu.

Mengatur Keuangan Keluarga Tanpa Drama: Jurus Jitu Family Financial Planner

Namun, roda nasib berputar pada tahun 2011. Keberuntungan yang selama ini menaunginya seakan menguap tanpa jejak. Dagangan tetap ludes terjual setiap hari, tetapi pundi-pundi keuntungan tak pernah terisi.

Catatan keuangan dari pabrik secara konsisten menunjukkan angka minus, seolah ada kekuatan gaib yang tak terlihat tengah menggerogoti hasil jerih payahnya.

Di tengah kebingungan, bisik-bisik supranatural mulai terdengar di lingkungan pasar. Konon, dunia perdagangan di sana tak lepas dari "permainan kotor" yang melibatkan tuyul dan ilmu hitam.

Pedagang yang "polos" tanpa perlindungan gaib akan menjadi sasaran empuk, meskipun lapaknya selalu ramai pembeli. Kecurigaan Bang Hen semakin menguat saat pesaing baru muncul tepat di samping lapaknya, menjual barang serupa dengan harga banting. Sejak saat itu, keuangannya semakin terpuruk.

Jalan Pintas Menuju Kegelapan

Satu per satu aset terjual demi menutupi kerugian yang terus membengkak. Akhirnya, lapak yang menjadi sumber kehidupannya terpaksa ditutup. Tak mau menyerah, Bang Hen banting setir ke bisnis konstruksi bersama seorang teman. Namun, proyek miliaran rupiah yang diharapkan menjadi penyelamat justru membuatnya terjerat utang yang lebih dalam.

Di tengah keputusasaan itulah, seorang teman lama bernama Bang Al datang menawarkan solusi. Sebuah jalan pintas yang gelap dan berbahaya: pesugihan.

Syaratnya, Bang Hen harus menjalani ritual di sebuah gunung di daerah Majalengka yang dijaga oleh Raja Jin. Terdesak oleh lilitan utang dan tekanan keluarga, ia pun menyetujui tawaran nekat itu.

Ritual Mencekam dan Perjanjian dengan Putri Ular

Dengan membawa sesajen lengkap, Bang Hen mendatangi sang juru kunci. Tepat tengah malam, ia diantar ke sebuah area pemakaman sunyi untuk memulai ritual. Suasana mencekam langsung menyergap. Satu per satu makhluk gaib menampakkan diri: pocong berbau busuk, tuyul-tuyul kecil yang berlarian, hingga penampakan mengerikan lainnya.

Puncak ritual terjadi saat sebuah batu besar berlubang memancarkan cahaya. Dari dalamnya, muncul sosok Putri Ular, makhluk gaib setengah manusia setengah ular.

Dengan suara mendesis, ia menawarkan kekayaan berlimpah, namun dengan satu syarat mengerikan: tumbal. Bang Hen, yang mengira bisa menumbalkan "musuh"-nya, tidak menyadari bahwa jebakan iblis telah menantinya.

Harga yang Harus Dibayar: Nyawa Anak di Ujung Tanduk

Sang Putri Ular menyodorkan sebuah karung yang dijanjikan berisi uang gaib. Namun, saat Bang Hen hendak mengambilnya, terdengar suara samar dari dalam karung—suara anaknya memanggil, "Ayah..."

Seketika, ia tersadar. Refleks, mulutnya mengucap nama Allah. Tubuhnya terlempar sejauh tiga meter oleh kekuatan tak terlihat, namun karung itu tetap berada dalam dekapannya. Bang Hen sadar ia telah diperdaya. Tumbal yang diminta bukanlah orang lain, melainkan darah dagingnya sendiri.

Sesuai arahan juru kunci, karung terkutuk itu akhirnya dikubur. Namun, teror belum berakhir. Anaknya di rumah tiba-tiba jatuh sakit dalam kondisi kritis.

Tobat dan Penebusan

Dengan penyesalan yang mendalam, Bang Hen mencari pertolongan pamannya, seorang ulama. Ia menjalani tirakat berat selama tiga hari tiga malam—tanpa makan, tanpa minum, hanya berzikir dan memanjatkan doa. Pengorbanan itu akhirnya membuahkan hasil. Sang anak perlahan pulih, meski sempat menunjukkan perubahan perilaku yang aneh.

Kini, Bang Hen telah kapok. Ia menegaskan bahwa pesugihan adalah tipu daya iblis yang menjanjikan kemanisan sesaat namun berakhir dengan penderitaan abadi.

"Jangan pernah tergiur jalan pintas," pesannya. "Hanya doa, ibadah, dan usaha yang halal yang akan membawa keberkahan sejati."

Kisah Bang Hen menjadi pengingat pahit bahwa di balik persaingan duniawi, jalan gelap bukanlah solusi. Ia hanyalah jebakan yang menyeret manusia semakin jauh dari cahaya kebenaran, meninggalkan bayangan penderitaan yang panjang.

Kisah ini diangkat dari cerita nyata di kanal Youtube Malam Mencekam. Tonton versi lengkapnya untuk merasakan ketegangan yang lebih mendalam.