Lingkaran Setan Pesugihan Maung Bodas : Tumbal Nyawa Demi Harta, Berakhir Petaka
- Youtube Malam Mencekam
Olret – Di sebuah kampung yang sunyi di Cirebon, kisah pilu Bu Sekar masih sering jadi bahan perbincangan. Dulu, ia dikenal sebagai sosok yang tegar, menghadapi kerasnya hidup.
Namun, desakan ekonomi dan dendam yang membara akhirnya mendorongnya menempuh jalan yang amat berbahaya: pesugihan Maung Bodas. Sebuah ritual mistis yang menjanjikan kekayaan berlimpah, tapi dengan syarat mengerikan: tumbal nyawa.
Awalnya, kehidupan rumah tangga Bu Sekar hancur. Suami yang kasar dan temperamental, ditambah masalah keuangan yang tak kunjung selesai, membuat Bu Sekar merasa putus asa. Sakit hati yang menumpuk perlahan membuka jalan bagi bisikan gelap untuk menyingkirkan sang suami melalui cara gaib.
Ia pun bergabung dengan sebuah lingkaran pesugihan yang dipimpin oleh Abah Toha, bersama Nyai, Pak Dadang, dan Kang Asep. Mereka berbagi ambisi yang sama—mendapatkan harta pesugihan senilai 10 miliar rupiah.
Ritual dan Tumbal yang Gagal
Ritual pertama dilakukan di sebuah rumah kosong. Dupa mengepul, bunga tujuh rupa ditebar, dan kain kafan terbentang. Bu Sekar duduk bersila, hatinya bergetar, berharap suaminya lenyap agar jalan menuju kekayaan terbuka.
Namun, hasil yang didapat sungguh mengejutkan. Suami yang seharusnya menjadi tumbal justru tidak mati. Setiap musibah yang datang, ia selalu selamat. Bahkan ketika kecelakaan parah membuatnya amnesia, nyawanya tetap utuh.
Belakangan terungkap, suami Bu Sekar memiliki banyak jimat dan khodam pelindung, termasuk kulit macan bertuliskan rajah yang membuatnya kebal dari serangan gaib.
Sementara itu, kambing-kambing yang dijadikan tumbal mati tercabik, seolah menjadi pengganti nyawa yang gagal direnggut. Abah Toha meyakinkan mereka untuk tidak berhenti, karena "janji gaib" yang sudah terucap risikonya lebih besar jika dilanggar.
Datangnya Harta, Datangnya Bencana
Mereka pun melanjutkan ritual. Hingga pada suatu malam, sebuah sosok harimau putih raksasa muncul dari kegelapan. Matanya merah menyala, dan bulu tubuhnya berkilau pucat. Sosok itu kemudian menghilang menjadi asap, meninggalkan segepok uang di atas kain kafan. Ritual berhasil.
Uang itu kemudian mereka coba di Bandung dan ternyata laku seperti uang biasa. Kegembiraan meluap, meskipun jumlahnya baru sebagian. Bu Sekar mendapat sekitar 300 juta rupiah dan langsung membelikan rumah kecil serta motor untuk anaknya.