Part 3 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan

Alasan mendaki gunung sindoro
Sumber :
  • www.ngayap.com

Hampir selama setengah jam kami berjalan dengan tenang tanpa ada gangguan apapun ketika tiba-tiba Anes di belakangku berteriak kencang.

Malam yang Sunyi, Teror yang Menghantui: Kisah Operator Ekskavator di Jalur Tengkorak Pantura

"PUJI TUHAN! PUJI TUHAN! TUHAN YESUS SELAMATKAN KAMI!!' Anes histeris, matanya melotot memandang sesuatu di arah depan.

Bang Idan dengan sigap memeluk dan langsung mendudukkan Anes yang terus menerus melotot dan tangannya menunjuk sesuatu yang tak bisa kami lihat.

Kisah "Hutang Sahabat" : Hutang Berdarah dan Bayangan yang Menghantui

"Tenang Nes. Tenang. Doa menurut keyakinanmu." Kata bang Idan.

Kami mengelilingi Anes yang histeris. Tubuhnya menggigil ketakutan.

Santet Rawe: Kisah Nyata di Balik Teror Ilmu Hitam yang Mengguncang Sebuah Keluarga

"Kenapa Nes?" Tanya Bang Amran.

"Jangan jalan Bang! Jangan jalan. Didepan ada Harimau Bang. Sepasang harimau!" Anes kini mulai menangis.

Kami semua menatap arah yang ditunjuk Anes, tapi tidak ada apapun. Hanya Anes yang bisa melihat harimau yang dimaksud. Disebelah Anes, Yuni mulai ikut menangis sambil berdoa. Wajah Anes basah oleh peluh, lehernya tampak kaku dengan pandangan lurus ke depan.

"Ayo Nes, jalan lagi." Pinta Bang Idan lembut.

"Jangan Bang, jangan. Harimau Bang." Anes menolak untuk berdiri.

Lalu penampakan dan ketawa cekikikan membahana lagi seakan mengejek. Suara panggilan dari jurang juga merangkak naik memanggil-manggil Anes.

"Anes.....Anes... Anes... "

"Jangan Noleh Nes." Kata Bang Idan, sambil menghalangi pandangan Anes ke arah jurang.

Tapi fokus Anes tak teralihkan. Dia masih terus menatap ngeri ke arah depan. Diantara isak tangisnya, berkali-kali dia mengulang kata yang sama.

"Harimau......... Harimau.... "