Mengapa Keyatiman Rasulullah SAW Menjadi Fondasi Peradaban Umat, Begini Penjelasan Ustaz Asep Sobari

Ustaz Asep Sobari
Sumber :
  • Youtube

Olret – Peradaban besar Islam, yang membentang dari Spanyol hingga Tiongkok, ternyata dimulai dari sebuah kisah yang sangat personal: masa kecil Nabi Muhammad SAW.

FIFA Tolak Banding Malaysia

Dalam kajian sirah, Ustaz Asep Sobari menyingkap rahasia mengapa keluarga menjadi isu paling fundamental dalam membangun umat, berlandaskan ayat-ayat awal yang diturunkan kepada Nabi.

1. Keluarga Adalah Isu Paling Fundamental

Ini Adalah Penampilan Terbaik Arsenal

Menguak Rahasia Pendidikan Sukses Nabi Muhammad SAW

Photo :
  • Youtube

Menurut Ustaz Asep Sobari, fondasi sebuah peradaban selalu terletak pada keluarga. Ini dikuatkan oleh Surah Ad-Duha (04:04), surah awal yang menyoroti realita Nabi Muhammad SAW terlahir sebagai seorang yatim.

Pernah Berzina, Apakah Calon Suami Harus Mengetahuinya?

Faktanya, Nabi SAW adalah sosok yang seharusnya paling rentan. Namun, kisah hidupnya mengajarkan bahwa kekurangan (keyatiman) bukanlah penghalang mutlak bagi kesuksesan, asalkan fondasi kasih sayang dan perlindungan terpenuhi.

2. Perlindungan Ilahi Melalui Kasih Sayang Manusia

Bagaimana Allah SWT menyelesaikan masalah keyatiman ini? Melalui konsep perlindungan dan pengasuhan (Iwa dan Riayah).

Meskipun kehilangan ayah, Rasulullah SAW tidak pernah kehilangan kasih sayang. Lingkungan sekitarnya—mulai dari ibu, kakek, paman, hingga para pengasuh—berfungsi sebagai sistem proteksi yang menjamin pertumbuhan beliau berjalan normal dan ideal.

Ini adalah pelajaran krusial: peradaban lahir dari anak-anak yang tumbuh dengan jaminan kasih sayang dan pengasuhan yang memadai, terlepas dari keterbatasan finansial atau fisik.

3. Kekuatan Peradaban Berasal dari Nol

Bukti nyata keberhasilan fondasi ini terlihat dari hasil didikan Nabi Muhammad SAW. Sasaran dakwah awal beliau adalah kaum "Ummiyin"—masyarakat Arab yang tidak punya orientasi pada baca tulis atau pengembangan peradaban.

Namun, hanya dalam kurun waktu 100 tahun, generasi yang dididik langsung oleh Nabi SAW mampu mengubah dunia. Mereka menjadi guru peradaban yang menyebarkan keilmuan dan pemerintahan dari satu ujung dunia ke ujung yang lain.

Intinya: Fondasi keluarga yang kuat, yang dilandasi oleh perlindungan dan kasih sayang, adalah modal yang jauh lebih berharga daripada harta atau kemampuan akademik. Dari seorang yatim yang terlindungi, lahir pemimpin yang mampu mengangkat peradaban dari titik terendah.