Haji: Pengertian, Syarat, Rukun, Hingga Keutamaannya

mekkah
Sumber :
  • pinterest

Olret – Setiap muslim pasti mendambakan bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci, mengenakan pakaian ihram, dan berdiri di Padang Arafah bersama jutaan umat dari berbagai penjuru dunia. Haji bukan sekadar perjalanan spiritual, tapi bentuk totalitas penyerahan diri kepada Allah SWT.

Dibalut Doa dan Cinta, Irish Bella dan Haldy Sabri Gelar Walimatus Safar Menyentuh Hati

Memahami haji bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga bagian dari persiapan diri, baik secara mental, fisik, maupun finansial. Yuk, kita bahas tuntas pengertian, syarat, rukun, hingga keutamaannya.

Apa Itu Haji?

Secara bahasa, haji berarti “menyengaja” atau “berkunjung”. Secara istilah syar’i, haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melaksanakan rangkaian ibadah tertentu pada waktu yang telah ditentukan, sesuai syariat Islam.

Mau Qurban Tahun Ini? Perhatikan Syarat dan Ketentuannya

Haji merupakan rukun Islam kelima dan wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Mengenal Manasik Kesehatan Bagi Calon Jamaah Haji

 Wa lillāhi 'ala n-nāsi ḥijju l-baiti manis-taṭā‘a ilaihi sabīlā, wa man kafara fa inna llāha ghanīyyun 'ani l-'ālamīn.

 “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS. Ali 'Imran: 97)

 

Syarat Wajib Haji

Seseorang baru dikenai kewajiban haji apabila memenuhi lima syarat berikut:

  • Islam – Hanya muslim yang diwajibkan.
  • Baligh – Belum baligh belum diwajibkan.
  • Berakal – Orang dengan gangguan jiwa tidak terkena kewajiban.
  • Merdeka – Tidak dalam keadaan diperbudak (konteks historis).
  • Mampu – Secara fisik, finansial, dan aman perjalanannya.

 

Rukun Haji

Rukun adalah unsur utama ibadah haji. Tanpa salah satunya, hajinya tidak sah. Ada enam rukun yang harus dipenuhi:

1. Ihram

Niat memulai ibadah haji dan masuk ke dalam keadaan ihram.

2. Wukuf di Arafah

Inilah puncaknya haji. Rasulullah SAW bersabda:

 ٱلْحَجُّ عَرَفَةُ

 “Al-ḥajju ‘Arafah”

 “Haji itu (adalah) wukuf di Arafah.” (HR. Tirmidzi)

3. Thawaf Ifadah 

Mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali setelah wukuf.

4. Sa’i

Berjalan antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

 إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ

 Inna ṣ-ṣafā wa l-marwata min sha‘ā’iri llāh

 “Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah...”  (QS. Al-Baqarah: 158)

5. Tahallul

Mencukur atau memotong sebagian rambut kepala.

6. Tertib

Melaksanakan rukun-rukun di atas secara berurutan.

 

Keutamaan Haji

Ibadah haji memiliki banyak keutamaan, baik di dunia maupun akhirat:

Menghapus dosa

 مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

 “Man ḥajja falam yarfuth walam yafsuq, raja‘a kayawmi waladat-hu ummuh”

 “Siapa yang menunaikan haji lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Mendapat surga

 ٱلْحَجُّ ٱلْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا ٱلْجَنَّةُ

 “Al-ḥajju l-mabrūru laysa lahu jazā’un illā l-jannah”

 “Haji yang mabrur tidak ada balasan lain baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari & Muslim)

Simbol kesetaraan dan persatuan

Haji mempertemukan jutaan muslim dari berbagai negara dalam pakaian yang sama, tanpa perbedaan pangkat dan jabatan. Semua berdiri di hadapan Allah sebagai hamba.

 

Haji bukan hanya sekadar ibadah tahunan atau simbol kesalehan. Ia adalah perjalanan hati, momentum transformasi diri, dan bukti cinta sejati kepada Allah. Setiap langkah di Tanah Suci membawa makna. Setiap doa di antara jutaan manusia adalah jeritan jiwa yang rindu pulang kepada-Nya.

Maka jangan tunggu “nanti” jika hari ini bisa mulai bersiap. Sisihkan rezeki, kuatkan tekad, dan teruslah berdoa agar Allah menyisipkan nama kita di antara para tamu-Nya.

Karena haji bukan tentang siapa yang punya banyak, tapi siapa yang sungguh-sungguh ingin datang.