Apa Itu Kain Ihram? Ini Pengertian, Filosofi, dan Fungsinya

Pentingnya untuk Update Info Haji Terkini
Sumber :
  • situsislam.net

Olret – Buat kamu yang sedang mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji atau umrah, pasti sudah sering mendengar tentang istilah "kain ihram". Tapi, sebenarnya apa sih kain ihram itu? Kenapa pemakaiannya sangat penting dalam ibadah di Tanah Suci? Yuk, kita kupas satu per satu mulai dari pengertian, filosofi, sampai fungsinya.

"Gak Kerja, Gak Makan": Lebih dari Sekadar Pepatah, Ini Filosofi Bertahan Hidup

Pengertian Kain Ihram

Secara sederhana, kain ihram adalah pakaian khusus yang dikenakan oleh umat Islam saat memasuki miqat, yaitu batas waktu dan tempat yang ditetapkan untuk memulai ibadah haji atau umrah. Pada dasarnya, kain ihram ini menjadi tanda bahwa seseorang telah masuk ke dalam kondisi suci (ihram), dan siap menjalankan serangkaian ritual ibadah di Tanah Suci.

Bongkar Kartel Haji: Di Balik Antrean 27 Tahun dan "Jalur Cepat" Miliaran Rupiah

Untuk laki-laki, kain ihram terdiri dari dua lembar kain putih polos yang tidak dijahit. Satu lembar dililitkan di pinggang untuk menutupi tubuh bagian bawah, dan satu lagi disampirkan di bahu untuk menutupi tubuh bagian atas. Sedangkan untuk perempuan, pakaian ihram tidak harus berupa dua kain tanpa jahitan, melainkan cukup mengenakan pakaian yang sederhana, longgar, menutupi seluruh tubuh, dan berwarna polos, biasanya putih.

Filosofi Kain Ihram

Dua Versi di Ruang Tamu KDM: Ketika Etika Bertetangga Berujung Ranah Hukum

Kain ihram bukan sekadar seragam ibadah. Di balik kain putih polos ini, tersimpan makna mendalam yang mengajarkan banyak nilai kehidupan.

Pertama, kain ihram melambangkan kesetaraan. Ketika mengenakan ihram, tidak ada lagi perbedaan antara kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa. Semua orang berdiri sejajar di hadapan Allah, dengan pakaian yang sama sederhana dan tanpa hiasan. Ini mengingatkan bahwa di mata Allah, derajat manusia hanya diukur dari ketakwaannya.

Kedua, kain ihram mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Dengan mengenakan kain polos yang bahkan tanpa jahitan, seseorang diajak untuk melepaskan atribut duniawi yang biasanya melekat pada dirinya: status sosial, kekayaan, mode, dan penampilan luar.

Ketiga, kain ihram mengingatkan akan kematian. Bentuknya yang menyerupai kain kafan menjadi simbol bahwa suatu saat nanti, setiap manusia akan kembali kepada Allah dalam keadaan sederhana dan hanya membawa amal perbuatannya.

Halaman Selanjutnya
img_title