12 Tahun Ditunggu! Mimpi Gila Beckham Terbayar Tuntas Setelah Messi Bawa Inter Miami Juara MLS
- X: Inter miami
Olret – Setelah lebih dari satu dekade penuh perjuangan, mimpi “gila” David Beckham akhirnya terwujud. Pada malam bersejarah di Florida, Lionel Messi memastikan Inter Miami menorehkan tinta emas dengan merebut gelar MLS Cup—gelar yang bagi Beckham bukan sekadar trofi, tetapi klimaks dari perjalanan panjang yang dimulai sejak 2013.
Banyak yang melihat kemenangan ini semata-mata sebagai pencapaian Messi. Namun, di balik gemerlap trofi, ada kisah transisi besar: dari mimpi bisnis berisiko tinggi milik Beckham menjadi pondasi revolusi sepak bola Amerika.
Kemenangan ini bukan hanya soal Inter Miami, tetapi juga tentang bagaimana satu visi mampu mengubah lanskap MLS dalam 12 tahun terakhir.
Perjalanan 12 Tahun yang Penuh Kerikil
Saat Beckham gantung sepatu pada 2013, kontraknya di MLS memberikan satu klausul spesial: ia berhak membangun sebuah klub baru dengan harga franchise yang sangat murah. Keputusan memilih Miami—kota yang belum punya identitas kuat di sepak bola—ketika itu dianggap terlalu nekat.
Butuh lima tahun negosiasi, pencarian investor, dan tarik ulur rencana stadion sebelum Inter Miami resmi lahir pada Januari 2018 bersama Jorge Mas dan Jose Mas.
Bahkan ketika klub mulai berlaga pada 2020, fasilitas belum lengkap, stadion belum mapan, dan keraguan publik masih tinggi.
Namun semuanya berubah pada pertengahan 2023 ketika Lionel Messi membuat keputusan yang menggemparkan dunia: hijrah ke Liga Amerika Serikat.
“Ini perjalanan luar biasa,” ujar Beckham, yang terlihat emosional usai pertandingan final.
Messi: Motor Keajaiban Inter Miami
Di lapangan, Messi kembali menunjukkan mengapa namanya identik dengan momen besar.
Gol penentu gelar lahir setelah Messi mengirimkan assist brilian pada menit ke-72 kepada kompatriotnya, Rodrigo De Paul. Sebuah celah kecil di antara tembok pertahanan Vancouver Whitecaps berhasil ia sulap menjadi jalur emas menuju gawang.
Gol ketiga Inter Miami lahir di masa tambahan waktu melalui Tadeo Allende—lagi-lagi dari assist Messi.
Saat peluit akhir berbunyi, stadion berubah menjadi lautan merah muda. Konfeti beterbangan, kembang api menyala, dan Beckham memeluk Messi dengan ekspresi campuran haru dan kebanggaan.