Diogo Alves, Pembunuh Berantai yang Kini Tinggal Penggalan Kepala

Kisah pembunuhan
Sumber :
  • twitter

OlretPembunuh berantai asal Spanyol yaitu Diogo Alves tampaknya tidak akan pernah merasakan ketenangan dalam hidupnya bahkan hingga sampai dia meninggal dunia.

Kisah Mualaf Na Daehoon yang Menangis Kenang Perjuangan Demi Julia Prastini

Akibat dari perbuatannya yang telah membunuh banyak sekali orang yaitu sekitar 70 orang dari tahun 1836 sampai 1840, ia harus menanggung semua ganjaran dan konsekuensi dari perbuatannya tersebut. Berikut merupakan beberapa fakta dari Diogo Alves.

Memiliki kehidupan yang normal pada awalnya

Kisah Nyata Nelayan Sibolga Melawan Sarayan Lawik: Tujuh Air Masjid Penghapus Kutukan Laut

Diogo Malves bukanlah seseorang yang terlahir langsung menjadi penjahat dan memiliki dominan sikap sadis dalam dirinya. Justru sebaliknya, ia lahir dalam keadaan keluarga yang hangat.

Saat itu ia hidup dalam keluarga petani dan mulai bekerja pada usia 19 tahun. Oleh karena kinerjanya sebagai seorang petani sangat bagus maka Diogo dipercaya menjadi pelayan di keluarga orang kaya.

Pengakuan Terpahit Julia Prastini, Memohon Maaf pada Daehoon dan Tiga Malaikat Kecilnya

Hidup menjadi pelayan dari orang kaya justru membuat sikapnya perlahan menjadi berubah. Karena penghasilannya berbeda dengan sebelumnya, maka hal ini menjadikan kebiasaannya juga berubah. Ia menjadi suka berjudi dan mabuk dengan minum-minuman keras.

Awal mula Diogo memutuskan menjadi pembunuh berantai

Kisah Diogo memutuskan untuk menjadi pembunuh berantai berawal dari hubungan asmaranya dengan seseorang.

Dia menjadi sering mencuri dengan cara membobol kunci. Ia biasanya merampok korban lalu mata korban akan ditutup lalu dia akan mulai untuk menyeret ke puncak saluran air dan melemparkannya ke bawah dengan jarak kurang lebih 65 meter. Diogo melakukan hal tersebut selama berulang-ulang.

Alasan mengapa pembunuhan berulang terus terjadi

Pembunuhan yang dilakukan oleh Diego dapat terjadi dikarenakan ada begitu banyak permasalahan yang melanda Spanyol pada saat itu. Negara itu sedang mengalami krisis ekonomi dan politik karena Revolusi Liberal.

Jadi pihak kepolisian menganggap dan mengira bahwa mayat-mayat yang ditemukan di saluran pembuangan air hanyalah orang-orang yang bunuh diri akibat tidak bisa survive dengan keadaan yang ada. Hal tersebut justru semakin membuat Diogo lebih punya akses untuk menyembunyikan setiap kejahatan berupa pembunuhan yang dia lakukan.

Tertangkapnya Diogo Malves

Seiring dengan berjalannya waktu ditemukan begitu sering dan banyak mayat orang yang ada di saluran air, maka polisi mulai merasa aneh dan akhirnya saluran air tersebut ditutup. Hal ini menjadi kesulitan untuk Diogo karena itu satu-satunya tempat dimana dia bisa dengan leluasa membunuh tanpa menimbulkan kecurigaan yang berlebihan.

Halaman Selanjutnya
img_title