Hardinisa Syamitri, Rangkul Dukun Beranak Jadi Partner dan Sahabat Lansia di Pedalaman Luak Bega
- Tagar.id/dok.Hardinisa Syamitri/Riki Chandra
Olret –Namanya Hardinisa Syamitri atau akrab di sapa Bidan Icha. Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendapat mandat dari pemerintah sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan ditugaskan untuk mengabdi di Jorong Luak Bega, Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Limapuluh Kota, Sumatera Barat pada tahun 2006.
Sebuah kampung terpencil yang berpenghuni sekitar 500 jiwa dengan kondisi daerah tanpa listrik, sinyal telekomunikasi dan akses jalan yang cukup memprihatinkan. Selain jalan yang rusak, juga sangat becek jika turun hujan sehinga sulit untuk dilewati kendaraan.
Tantangan yang harus dilalui Bidan muda ini tidak hanya sebatas inspraturuktur yang tidak mendukung, namun juga datang dari masyarakat di pedalaman Luak Bega. Kehadirannya di Lubuk Lega tidak begitu disambut baik oleh masyarakat setempat bahkan dipandang aneh.
Bidan Icha adalah tenaga medis pertama yang ditempatkan di lokasi terisolir tersebut dimana masyarakatnya lebih memilih dukun untuk berobat dan melahirkan di dukun beranak.
Bidan Icha
- Tagar.id//dok.Hardinisa Syamitri/Riki Chandra
Tugas Bidan Icha cukup berat meyakinkan masyarakat jika kehadirannya bertujuan memastikan masyarakat mendapat pelayanan medis yang memadai, membantu proses persalinan dan pengonatan warga sebagai perpanjang tangan Dinas Kesehatan Kabupaten LimaPuluh Kota.
Tak jarang Bidan Icha kadang menangis ketika ada warga yang melahirkan melewati rumahnya saja untuk memanggil dukun beranak, segala persoalan tentang kesehatan warga lebih memilih pergi ke dukun.
Namun Bidan kelahiran 02 Mei 1984 ini tidak patah semangat, perlahan Bidan Icha mulai mengkaji akar permasalahannya. Dia pun menemukan titik terang. Bahwa bukan semata-mata karena keberadaan dukun, melainkan sugesti yang ditanamkan oleh para orangtua yang menekankan kepada anak cucu mereka jika peran dukun lebih baik daripada tenaga media atau Bidan sepertinya.
"Anak-anak di kampung itu selalu bilang, kata nenek saya, kata amak (ibu) saya, berobat itu ke dukun ini dan melahirkan di dukun itu. Dukun ini hebat, tidak perlu ke bidan. Jadi mereka berpatokan pada anjuran orang-orang tua, sehingga tidak menghiraukan penjelasan medis dari segi kesehatan dan sebagainya," tutur Icha.