Menghabiskan Malam Menuju Pagi

Ilustrasi Kesepian
Sumber :
  • Pexels/Jeffrey Czum

Olret – Akhir-akkhir ini waktu terasa bergulir semakin cepat. Banyak hal yang belum dilakukan, tetapi hari tiba-tiba sudah berganti.

3 Shio yang Terlahir Sebagai Pemimpin, Naga Sehingga Harimau

Namun di sisi lain, terkadang waktu bergerak begitu lambat. Padahal sudah banyak momen yang terlewatkan.

Menghabiskan Malam Menuju Pagi

Menggali Mimpi yang Terkubur: Rahasia Bilal Faranov Menemukan Jati Diri di Usia 20-an

Menghabiskan malam menuju pagi

Kelak kan kutemui, semua sesal telah di tabur

Kenapa Waktu Terasa Lebih Cepat? Begini Penjelasan Psikologi

Menghabiskan malam menuju pagi

Wajah kosong terlihat di setiap sudut ruang

Menghabiskan malam menuju pagi Detik-detiknya tak bermakna dan ia menggenggam tawa seorang diri

Kini, malam telah tersingkap dan fajar nyaris terengkuh

Mencari makna di antaranya

Potongan kata begitu mendesak untuk dihambur Semua tanya yang tersimpan, mendobrak kuat untuk dimuntahkan

Sesak yang semakin menggila sudah tak tertanggungkan

Menghabiskan malam menuju pagi Namun, apakah ia pernah peduli?

Merelakan 

Merelakan bukan berarti menyerah

Mengikhlaskan bukan berarti kalah

Berpasrah bukan berarti putus asa

Ingin? Tak perlu dipertanyakan

Mengenggam? Sudah menjadi sebuah asa

Namun, apa ia selalu begitu?

Nyatanya tidak

Terlalu erat merengkuh membuatmu patah

Terlalu kuat memintal ingin membuatmu retak Terlalu keras bertautan membuatmu sesak

Optimis dan Ketakutan 

Kala itu, aku terlalu takut untuk melangkah Namun, ia tak henti menarikku

Menarikku keluar dari kungkungan rasa

Dan agaknya, ia berhasil

Di detik akhir, aku mengintip dan meyakinkan diri

Ini tidaklah sulit Aku hanya perlu menulis Dan sisanya, serahkan pada Sang Pengatur

Gulungan kata itu pun dapat diterima

Semua suka cita membuatku membuka mata

Kejut pun tak terakkan Aku bisa, seperti suntikan optimis yang selalu ia suarakan untukku, waktu itu

Dan hari ini, tepat satu tahun sejak langkah pertamaku di dunia aksara

Terima kasih, kamu

Terima kasih, kalian Terima kasih, aku

UNTUK AKU DAN KAMU

Untuk aku dan kamu, Sudah! Cukup! Berhenti sampai disini!

Mari berpegangan erat! Menyamakan frekuensi, dan berlari di koridor kebenaran

Nyanyian Sunyi

Bagai langit malam Kelamnya menampakkan cahaya bintang

Gulitanya melebur lelah Pekatnya menunjukkan waktu merebah

Bagai langit malam Nyanyian sunyi mengantar ruang-ruang lelap

Halaman Selanjutnya
img_title