Praktiknya Sih Praktis, Tapi Ini Risiko Menyimpan Uang Terlalu Banyak di E-Wallet

uang digital
Sumber :
  • pinterest

4. Godaan Belanja Impulsif

7 Jurusan Kuliah yang Awalnya Diremehkan tapi Gajinya Tinggi

Saldo e-wallet yang besar bisa bikin kamu merasa “punya uang lebih”, padahal itu semu. Psikolog menyebut fenomena ini sebagai cashless effect di mana orang cenderung lebih boros saat bertransaksi tanpa uang fisik.

Notifikasi promo, cashback, dan diskon kilat di e-wallet juga bikin susah menahan diri. Akibatnya, uang malah cepat habis buat hal-hal yang nggak terlalu penting.

8 Aplikasi Paling Banyak Diinstal Orang Indonesia

Tips hemat:

Batasi isi saldo e-wallet sesuai kebutuhan mingguan. Kalau sering tergoda promo, matikan notifikasi atau unlink kartu kredit dari e-wallet agar nggak kebablasan.

Doyan Makan tapi Sering Foto Dulu? Ternyata Begini Alasan Psikologisnya!

5. Risiko Teknis dan Human Error

Kadang masalah bukan karena hacker, tapi karena kelalaian pengguna sendiri. Misalnya salah kirim saldo ke nomor lain, lupa password, atau akun terkunci karena salah verifikasi. Kasus seperti ini sering bikin pusing karena proses klaimnya panjang dan butuh waktu.

Selain itu, kalau kamu kehilangan ponsel dan belum mengamankan akun, siapa pun yang menemukan bisa mengakses e-walletmu.

E-wallet memang memudahkan hidup, tapi jangan jadikan tempat utama menyimpan uang. Perlakukan e-wallet seperti dompet fisik cukup isi untuk kebutuhan sehari-hari, bukan semua tabunganmu. Simpan uang utama di rekening bank yang dijamin LPS, dan gunakan e-wallet sebagai alat transaksi praktis saja. 

Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati kemudahan dunia digital tanpa harus khawatir saldo raib atau boros tanpa sadar. Jadi, yuk mulai bijak kelola saldo e-walletmu mulai hari ini!