Vietnam Menduduki Peringkat ke-5 Negara Terbaik Bagi Ekspatriat

Vietnam
Sumber :
  • vnexpress.net

Olret – Ketika pendatang baru tiba di Vietnam, rasanya seperti melangkah ke pusaran air. Jalanan berdenyut dengan deru sepeda motor, udara dipenuhi aroma makanan kaki lima. Bagi banyak orang, Vietnam memang menyenangkan, tetapi juga membingungkan.

Dan kemudian kantor setempat juga menyambut mereka dengan hal-hal tersembunyi!

Harry Kewell Memberikan Tanggapan Mengejutkan, Hoang Hen Mungkin Bergabung ke Tim Nasional Vietnam

Kisah-kisah itu berulang: insinyur Jerman yang bingung dengan komunikasi tidak langsung, direktur Amerika yang terkejut dengan bagaimana keputusan bisa tertunda, bos Jepang yang tidak yakin mengapa tim Vietnamnya berimprovisasi dalam mengambil keputusan.

Setiap ekspatriat membawa ekspektasi mereka sendiri, dan Vietnam, dengan perpaduan unik antara tradisi dan modernisasi yang cepat, menantang semuanya.

5 Tips Aman Berkendara Saat Hujan Lebat, Pastikan Tetap Selamat Sampai Tujuan

Kisah dari lapangan

Dilansir dari Vietnam Express (30/10), Take, seorang konsultan TI asal Kanada yang pindah ke Kota Ho Chi Minh, mengingat bulan pertamanya dengan jelas:

Berkelana ke Vietnam Bagian Utara, Mengikuti Musim Bunga di Akhir Tahun

"Di kantor, orang-orang bahkan memanggil saya 'anh Take' atau kakak laki-laki, mungkin karena saya sangat ramah. Awalnya saya pikir itu hanya nama panggilan. Kemudian, saya menyadari itu mencerminkan rasa hormat dan hierarki. Tetapi itu juga berarti saya diharapkan untuk bertindak seperti mentor, bukan sekadar rekan kerja. Itulah tekanan yang tidak saya duga."

Sarah, seorang guru muda bahasa Prancis di Hanoi, merasakan ritme kehidupan sehari-hari menariknya ke dua arah:

"Saya menyukai kehangatan keluarga murid-murid saya, bagaimana mereka mengundang saya makan. Tetapi dalam rapat sekolah, tidak ada yang mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan. Mereka hanya tersenyum. Kemudian saya mengetahui bahwa umpan balik yang sebenarnya disampaikan secara diam-diam dalam percakapan sampingan. Saya merasa tersisih."

Hiroshi, seorang manajer asal Jepang yang mengawasi tim manufaktur di Binh Duong, mengaku:

"Saya frustrasi. Saya memberikan instruksi yang jelas, tetapi tim tidak mengikutinya dengan tepat. Awalnya saya pikir itu perlawanan. Kemudian saya menyadari mereka berimprovisasi karena tidak mau berkata 'Tidak'. Mereka tidak mau menyuarakan pendapat yang berbeda dari atasan."

Kisah-kisah ini bukanlah kisah yang terisolasi. Kisah-kisah ini mencerminkan perjalanan ekspatriat yang lebih luas di Vietnam, ketika global bertemu lokal.

Halaman Selanjutnya
img_title