6 Kesalahpahaman Tentang Onani yang Perlu Diketahui Pria

Cara Onani yang Benar dan Sehat Bagi Pria
Sumber :
  • Youtube

Olret – Ada banyak mitos dan kesalahpahaman seputar masturbasi pria. Berikut 6 mitos tentang masturbasi yang perlu diketahui pria.

10 Cara Menjaga Kehidupan Seks yang Sehat untuk Pria

Onani adalah tindakan merangsang alat kelamin sendiri untuk kenikmatan seksual. Ini adalah cara alami bagi pria dan wanita untuk mengeksplorasi tubuh mereka dan melepaskan kebutuhan fisiologis, terlepas dari pasangannya. Ini adalah bagian normal dan sehat dari kehidupan seks banyak orang.

Sebuah studi menemukan bahwa 4 dari 5 remaja laki-laki pernah melakukan masturbasi setidaknya sekali - dan itu hanya mereka yang mengakuinya. Bahkan pria yang lebih tua pun melakukan aktivitas ini, dengan perkiraan melaporkan bahwa lebih dari 64% pria dewasa melakukan masturbasi.

Tanda-Tanda Kanker Dianggap Sebagai Mimpi Buruk Bagi Pria

Terlepas dari stereotip negatif yang melekat pada aktivitas ini, masturbasi bukanlah sesuatu yang perlu dipermalukan. Justru, masturbasi yang benar justru membawa banyak manfaat bagi tubuh pria.

Mitos 1: Ketakutan bahwa masturbasi dapat mengubah bentuk penis

Onani

Photo :
  • sanook
5 Manfaat Mengejutkan dari Orgasme Saat Berhubungan Seks

Masturbasi selalu menjadi topik yang kontroversial dan disalahpahami, terutama terkait potensi dampaknya terhadap kesehatan fisik. Salah satu kekhawatiran umum adalah apakah masturbasi dapat mengubah bentuk atau menyebabkan penis bengkok.

Ilmu pengetahuan modern telah dengan jelas menyatakan: Tidak ada bukti ilmiah bahwa masturbasi ringan dapat menentukan bentuk atau kelengkungan penis. Penis yang melengkung alami atau sedikit bengkok sepenuhnya normal dan umum terjadi pada pria, dan tidak ada hubungannya dengan masturbasi.

Namun, perlu dicatat bahwa dalam kasus yang sangat jarang terjadi, cedera serius akibat masturbasi yang kuat atau hubungan seks yang kasar dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Benturan, pembengkokan, atau tekanan berlebihan pada penis dapat menyebabkan kerusakan internal, yang dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut.

Bekas luka ini, jika ada, dapat merusak penis, menyebabkannya berkontraksi dan menyebabkan kelengkungan abnormal yang dikenal sebagai penyakit Peyronie. Kondisi ini tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga dapat terasa nyeri dan mengganggu fungsi seksual.

Tingkat kelengkungan akan bergantung pada tingkat keparahan cedera – cedera yang lebih parah akan mengakibatkan kelengkungan yang lebih signifikan.

Meskipun mungkin terdengar menakutkan, penting untuk diingat bahwa kasus-kasus ini sangat jarang terjadi. Dengan masturbasi yang normal, lembut, dan terkontrol, risiko cedera yang dapat menyebabkan penyakit Peyronie sangat rendah. Oleh karena itu, pria tidak perlu terlalu khawatir jika mereka mempertahankan rutinitas masturbasi yang sehat dan aman.

Mitos 2: Masturbasi Dapat Menyebabkan Disfungsi Ereksi

Onani

Photo :
  • sanook

Disfungsi ereksi adalah masalah kesehatan seksual umum yang menyulitkan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup lama untuk berhubungan seks. Banyak orang yang langsung menyalahkan masturbasi sebagai penyebab utama kondisi ini. Namun, kenyataannya: masturbasi tidak menyebabkan disfungsi ereksi.

Jadi, mengapa beberapa pria merasa mengalami disfungsi ereksi tepat setelah masturbasi? Alasannya terletak pada fenomena fisiologis yang sepenuhnya normal yang disebut periode refraktori. Setelah mencapai orgasme, baik melalui seks maupun masturbasi, tubuh pria akan memasuki periode istirahat sementara, tidak dapat mencapai ereksi atau ejakulasi segera.

Periode refraktori ini berlangsung berbeda pada setiap orang. Beberapa orang hanya membutuhkan beberapa menit atau satu jam untuk siap kembali, sementara yang lain membutuhkan satu atau dua hari.

Beberapa kasus bahkan mungkin memerlukan dukungan obat-obatan seperti Viagra agar dapat melanjutkan aktivitas seksual.

Bagaimanapun, intinya begini: masturbasi bukanlah penyebab disfungsi ereksi. Sebaliknya, faktor-faktor yang justru memperparah gejala dan tingkat keparahan disfungsi ereksi seringkali merupakan masalah kesehatan secara keseluruhan yang dikombinasikan dengan proses penuaan alami tubuh.

Mitos 3: Masturbasi tidak memiliki manfaat

Kesalahan Onani Utama yang Dilakukan Pria

Photo :
  • freepik.com

Banyak orang masih berprasangka bahwa masturbasi adalah perilaku negatif dan tidak membawa manfaat apa pun.

Namun, pandangan ini sudah ketinggalan zaman dan tidak tepat. Faktanya, sains telah membuktikan bahwa masturbasi adalah bagian alami dari kehidupan seksual manusia, yang membawa banyak manfaat signifikan bagi kesehatan fisik dan mental

Masturbasi, perilaku alami yang sering disalahpahami, sebenarnya memiliki banyak manfaat kesehatan yang signifikan.

Saat dilakukan, tubuh melepaskan endorfin dan dopamin—hormon "bahagia" yang membantu meningkatkan suasana hati, meredakan stres, dan mengurangi kecemasan secara efektif. Pereda stres ini juga membantu pikiran menjadi lebih jernih, sehingga meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan atau belajar.

Secara khusus, perilaku ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur, membantu Anda rileks lebih dalam dan mendapatkan tidur yang lebih baik dan lebih nyenyak. Tidak hanya itu, masturbasi juga berperan dalam mengurangi risiko penyakit tertentu.

Bagi pria, ejakulasi yang sering dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat, dan bagi pria maupun wanita, masturbasi juga membantu mengurangi risiko infeksi saluran kemih melalui proses pembuangan bakteri.

Jadi, masturbasi tidak hanya merupakan cara yang aman untuk mengeksplorasi diri dan memenuhi kebutuhan fisiologis, tetapi juga merupakan metode yang efektif untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan kualitas hidup.

Lantas apalagi selanjutnya? Kamu bisa membaca ulasannya selengkapnya disini.