Komohon Maafkan Aku, Ternyata Ada Cinta Lain Selain Dirimu

Memaafkan dengan ikhlas
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Hari itu, aku menyadari. Untuk pertama kalinya, aku membagi rasa. Pada seseorang yang bahkan belum pernah ku tahu wajahnya seperti apa.

Lupakan Saham atau Kripto: Cara Terbijak Menghabiskan Rp100 Juta Pertama di Usia 20-an Adalah untuk Membeli Kenangan!

Matahari sedang bergegas pulang. Shift kerjanya sudah hampir habis dan di gantikan dengan bulan. Aku berharap ada bintang yang datang mala mini. Tapi sepertinya, bintang tidak akan mampir lagi. Tertutup mendung.

Atau mungkin, bintang sedang melaksanakan tugasnya di tempat lain. Aku masih memandang keluar. Sesekali ku alihkan tatap ke layar televisi yang entah apa sedang mereka tayangkan. Seperti biasa, aku hanya menyalakan tivi untuk mengusir rasa sepi.

Game Online dengan Komunitas Terbesar di Dunia, Nomor 3 Mengejutkan!

Mataku terpaku pada langit. Yang kini meninggalkan jejak jingga nan cantik. Lalu, sejurus kemudian, aku mengenali aroma ini. Aroma yang sejak beberapa bulan ini menjadi aroma favorit yang sering ku rindui.

Pemiliknya, kini berdiri di muka pintu. Membuka kaca helmnya, tersenyum kemudian. Ia lalu membuka sepatu. Setelah usai, ia menaruh tas gendong di pojok ruang, kemudian duduk disampingku. Kali ini, aku tak lagi menunggu bintang di langit malam. Karena hadirnya, kini memberikan tenang yang di harapkan.

3 Jebakan Finansial yang Menjerat Usia 20-an dan 30-an: Ini Bukan Soal Uang, Tapi Soal Gaya Hidup

“Kok nggak bilang mau dateng?” tanyaku kemudian.

“Kejutan?” jawabnya singkat.

“Bukan kamu banget deh.”

Tingginya 180cm. Bahkan di SIMnya saja tertulis 187cm. Aku sempat berpikir, dulu ibunya ngidam apa sampai anaknya lahir setinggi ini. Belum lama, aku berpikir tentang ibunya, ponselnya berdering. Ia sedang di kamar mandi. Aku melihat layar dan terbelalak melihat nama yang ada di layar.

“Ka … telpon.” Deringnya mati kemudian.

“Iya. Biar nanti kakak telpon balik. Kayaknya kakak tahu siapa yang telepon.”

Ia meraih ponselnya. Melakukan panggilan kepada si pemilik nama yang tadi sempat menelponnya. Pada dering ke dua, panggilan itu kini sampai pada pemiliknya.

“Kakak dimana?” aku yang duduk tepat disampingnya mendengar begitu jelas pemilik suara yang ada di telpon.

“Mampi dulu, bu. Kenapa? Ibu kangen yaa, baru ditinggal kerja seharian.”

Aku menatapnya sembari memutar bola mata. Sembari ada perasaan tak dapat ku lukiskan betapa aku tiba-tiba merasakan jatuh cinta kepada si pemilik suara di telpon.

Halaman Selanjutnya
img_title