Kisah Nyata : Menantang Penghuni Dunia Lain Sumbing, Ngeri.
- Viva/Idris Hasibuan
"anj apa itu?" pandanganku seketika teralihkan ketika mendengar teriakan anto sambil menunjuk arah belakang. sontak kami semua reflek melihat ke arah belakang, "gk ada apa apa, gk usah bikin panik" sahut dawir
"yuk istirahat,didepan tuh udah pos2" kata dawir. aneh, orang orang yg memakai pakaian serba putih tadi kemana? sudah tidak terlihat lagi dipandanganku
"kamu barusan liat apa?" tanya jotir "aku lihat bayangan seorang laki laki tinggi banget, jalannya pincang" jawab anto
"sekarang buka tenda disini (pos2) besuk langsung pulang" kata vita dengan nada ketakutan "gk mau, kita harus sampai puncak" sahut dawir "gk bisa, kita sampe sini aja, dari awal tracking ini udah gk sehat" tegas anto
"sana kalo mau pulang, aku harus sampe puncak kali ini" kata dawir dengan nada agak emosi
disela sela perbincangan kita yg semakin kacau, terlihat dari kejauhan ada serombongan pendaki berjumlah 3orang yg akan naik
"tuh ada rombongan lain, gimana kalo kita bareng mereka aja, biar makin rame" kataku
"mau naik mas?" aku menyapa salah satu pendaki tadi "iya" jawabnya "bareng ya mas?"
"boleh" sahutnya "robongan kami depan ya, nanti rombongan masnya ngikutin dari belakang" jelasku
singkat cerita kami semua melanjutkan perjalanan. trek kini berganti, yg tadiya hutan lebat kini berganti menjadi jurang & tebing tebing tinggi disamping kanan & kiri
kami berjalan menuju pos3 sekitar jam 20.00. terus berjalan selama 2 jam belum juga terlihat terasa berputar putar disitu saja
"nyasar ini kita, dari tadi jalan kok gk ketemu pos3" kata jotir "mana ada, kita ngikitin jalur dari taidi" sahut vita
kami semua menaruh curiga terhadap dawir, dimana hanya dia yg merasa tenang seolah olah tidak terjadi apa apa
tiba tiba terlihat dari sebelah kanan kami tepatnya dari tepi jurang terlihat sosok anak kecil merangkak naik melewati jalur lalu berlari ke atas tebing
wajahnya pucat bola matanya terlihat besar dan berwarna hitam disekitaran kantung matanya sempat menatap kami sebentar lalu tersenyum menyeringai