Tangis Ibu Badru Pecah: "Anak Saya Manusia, Bukan Kepiting!" — Momen Haru Rekonsiliasi Korban Bullying "Kepiting Alaska"
- Youtube
Olret – Episode spesial di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo menjadi sorotan publik setelah menayangkan pertemuan emosional antara Badru, seorang pemuda istimewa yang menjadi korban perundungan, dengan Mas Otong, sang pelaku.
Kisah ini bukan hanya tentang luka, tetapi juga tentang pengampunan, di mana komunitas suporter Persebaya (Bonek/Bonita) mengambil peran aktif dalam menjembatani perdamaian.
Hinaan "Kepiting Alaska" yang Merobek Hati Ibu
Air Mata Ibu Badru Tumpah
- Youtube
Perundungan terhadap Badru menjadi viral setelah Mas Otong meneriaki dan menyebutnya sebagai "Kepiting Alaska" dan "penyusup" di depan umum, menyinggung kondisi fisik tangannya. Hinaan ini, yang terekam dan tersebar di media sosial, menjadi penyebab sakit hati terdalam bagi sang ibu.
"Tangan aku begini jadi dihina orang kata dia. Itu yang saya sakit hati banget!" ujar sang ibu dengan air mata yang tumpah, mengenang momen melihat video perundungan itu. Ia merasa terluka karena merasa sang anak diperlakukan tidak layak, diredam dalam amarah dan kesedihan yang mendalam.
"Ya Allah anak saya segitunya sampai dihina gitu loh. Anak saya manusia, bukan kepiting!" tegasnya, meluapkan kekecewaan dan penekanan bahwa kondisi disabilitas bukanlah bahan olokan.
Meskipun ibunya hancur, Badru sendiri menunjukkan ketabahan luar biasa. Digambarkan sebagai sosok yang lugu dan tulus, ia tak sepenuhnya menyadari beratnya hinaan tersebut. Ia hanya sedih melihat kesusahan ibunya, dan merespons dengan kalimat yang menghujam:
"Enggak tersinggung. Biar Allah yang ngebales," kata Badru, menyiratkan kepasrahan dan keikhlasan.
Penyesalan Tulus dan Peran Sang Boneka
Di studio Denny Sumargo, Mas Otong hadir didampingi Mbak Rafika dari Bonita. Ia mengakui kesalahannya dan mengungkapkan penyesalan yang mendalam.
Ia menjelaskan bahwa tindakannya adalah kekhilafan spontan yang awalnya ia anggap sebagai candaan untuk menarik perhatian Badru, terutama karena julukan "Kepiting Alaska" sempat dipakai sebagai personal branding Badru sendiri di media sosial.
"Ya itu kayak spontanitas saya dan khilaf saya Mas Den," aku Mas Otong.
Penyesalan itu diperkuat dengan latar belakang pribadinya yang menyentuh.
"Saya kan juga punya anak tuh Mas... Apalagi saya waktu itu anak saya kan meninggal Mas De... Saya ngerti sakitnya gitu loh Mas De. Apalagi ibu sampai nangis bikin itu," ujar Mas Otong, menjelaskan bagaimana ia memahami rasa sakit ibu Badru dan menyesali perbuatannya.
Kehadiran Mbak Rafika menunjukkan tanggung jawab komunitas Bonek/Bonita. Mereka menjembatani pertemuan ini sebagai bentuk komitmen terhadap silaturahmi dan etika, sekaligus menepis pandangan negatif terhadap suporter.
"Kami inginnya dari curhatan ya dari Mas Otong dan Dek Badru Bismillah Ya Allah saya ajak-ajalah ke Jakarta bertemu biar clear biar silaturahmi," jelas Mbak Rafika.
Akhir pertemuan ini ditutup dengan pelukan hangat dan pengampunan tulus dari ibu Badru, yang menyatakan hatinya sudah "Lega" setelah mendengarkan permintaan maaf langsung.
Cita-Cita Badru: Duta Perdamaian dan Harapan Sederhana
Meskipun rentan terhadap bullying, Badru membawa harapan besar. Ia ingin menjadi "duta perdamaian" dan punya cita-cita sederhana: menikah dan mencari pekerjaan "supaya ngempan istri." Ia juga mendoakan ibunya dengan tulus.
"Biar mamaku biar punya rumah kayak gini. Biar bisa membantu orang lain. Biar bisa berbagi-bagi rezeki," doa Badru untuk sang ibu.
Kisah Badru, ibunya, dan Mas Otong menjadi pelajaran penting tentang empati, kekuatan pengampunan, dan pentingnya menjaga lisan di ruang publik, terutama bagi mereka yang hidup dengan kondisi istimewa.