Misteri Pesugihan Nusakambangan: Kekayaan, Tumbal, dan Api yang Melahap Semuanya
- Youtube Malam Mencekam
Jaya kembali ke rumah dengan kekayaan berlimpah. Namun, tak lama setelah itu, tragedi menimpanya. Anak perempuannya yang masih SMP meninggal mendadak. Kulitnya biru melepuh, seolah terbakar dari dalam.
Makamnya sempat ambles dua kali dan mengeluarkan bau menyengat. Istrinya menangis tanpa henti, namun Jaya terdiam, seolah tahu bahwa ini adalah bagian dari perjanjian.
Tumbal Nyawa dan Akhir yang Membakar
Selama enam tahun, Jaya hidup dalam kemewahan. Pabrik konveksinya kembali berdiri, mobil-mobil mewah berjejer di garasi, dan semua orang melihatnya sebagai pengusaha sukses. Tapi di balik semua itu, ada perjanjian yang mengikatnya.
Suatu malam, Jaya datang ke rumah Pak Ipung, menangis ketakutan. "Waktunya saya harus menghadap Ibu," katanya, meminta Pak Ipung menggantikannya. Pak Ipung menolak mentah-mentah.
Tak lama kemudian, Jaya sakit parah. Tubuhnya membusuk dengan cepat, bahkan saat ia masih hidup. Ia meninggal dalam kondisi mengerikan. Selama tujuh malam berturut-turut, tepat pukul 12 malam, sosok hitam bermata merah muncul di depan pintu rumahnya, hanya terlihat oleh istri Jaya dan Pak Ipung.
Beberapa bulan setelah pemakaman, rumah megah dan pabrik konveksi Jaya terbakar habis. Api melahap semua yang ada, menyisakan puing-puing hangus. Berita kebakaran itu menjadi berita nasional, dan setelah itu, istri Jaya menghilang tanpa jejak.
Kisah Jaya menjadi pengingat pahit bahwa setiap jalan pintas menuju kekayaan, sering kali menuntut tumbal yang jauh lebih berharga.
Catatan redaksi: Cerita ini disadur dari kisah nyata yang diunggah di kanal YouTube Malam Mencekam. Nama, lokasi, dan detail lain mungkin telah diubah untuk kepentingan narasi. Konten ini bertujuan sebagai hiburan dan tidak menganjurkan praktik spiritual yang dijelaskan di dalamnya.