Scientific Parenting: Mengapa Akhlak Islami Adalah Kunci Kelekatan Anak

Scientific Parenting
Sumber :
  • Youtube

Olret – Seringkali, istilah scientific parenting diasosiasikan dengan teori psikologi modern dari Barat.

Namun, Karina Hakman—seorang peneliti sekaligus ibu—mengungkapkan fakta menarik: prinsip-prinsip parenting terbaik telah tertanam kuat dalam ajaran Islam ribuan tahun lalu, dan kini terbukti secara ilmiah sebagai fondasi utama perkembangan anak.

1. Pilar Self-Care: Kesehatan Mental Ibu Adalah Fardu Kifayah

Rahasia Parenting Bahagia

Photo :
  • Youtube

Islam menekankan bahwa kesehatan ibu (fisik dan mental) adalah prioritas utama. Ini bukan sekadar kemewahan, tetapi kebutuhan vital yang akan memengaruhi kualitas parenting.

Pentingnya Self-Care: Istirahat yang cukup, olahraga, bahkan menuntut ilmu dan menjaga hubungan sosial adalah bentuk self-care yang esensial. Dengan merawat diri, ibu dapat hadir sepenuhnya (being present) bagi anak, mencegah stres, dan membangun kelekatan emosional yang sehat.

Multi-Peran Adalah Fitrah: Islam melihat wanita sebagai multi-peran sejak awal. Pembatasan peran hanya di rumah adalah narasi yang keliru. Intinya terletak pada penyesuaian tingkat prioritas sesuai fase kehidupan, bukan pembatasan kapasitas.

2. Kelekatan dan Komunikasi: Membangun Safe Zone di Rumah

Anak-anak dan orang tua berlibur di Perpustakaan Nasional

Photo :
  • OLRET VIVA - Yos Mo

Temuan ilmiah dari pusat perkembangan anak menekankan bahwa kelekatan yang kuat (strong and healthy attachment) adalah tonggak utama bagi kepercayaan diri dan perkembangan otak anak. Islam mengajarkan cara mencapai ikatan ini melalui akhlak komunikasi terbaik:

Jurus Komunikasi Lemah Lembut: Berkomunikasi dengan perhatian penuh (full attention) dan tidak memotong pembicaraan adalah sunnah Rasulullah SAW yang kini diakui sebagai teknik komunikasi yang efektif.

Contoh Level Firaun: Perintah untuk bersikap lemah lembut bahkan ditujukan Allah SWT kepada Nabi Musa AS saat berdakwah kepada Firaun (QS Thaha [20]: 44). Ini menunjukkan bahwa kelembutan adalah standar minimal dalam berinteraksi, apalagi dengan anak sendiri.

3. Tegas Adalah Cinta, Marah Adalah Luka

Sayangi Ibumu

Photo :
  • Freepik.com

Pemisahan antara tegas dan marah adalah kunci. Ketegasan adalah sikap, sementara marah adalah ledakan emosi yang merusak.

Tegas dengan Kasih Sayang: Orang tua harus mampu bersikap tegas (misalnya, melarang anak yang sakit makan es krim, meskipun anak menangis) tanpa berteriak. Ketegasan ini mencegah anak tumbuh manja karena mereka belajar batasan dengan aman.

Dampak Buruk Kemarahan: Sebaliknya, bentakan, hukuman fisik, atau silent treatment (marah) dapat melukai jiwa anak secara permanen, membuat mereka merasa tidak berharga, dan merusak ikatan yang telah susah payah dibangun

4.  Reasoning: Mendidik Anak Berpikir Jangka Panjang

Islam mendorong pendidikan yang berbasis ilmu dan alasan (reasoning). Anak perlu tahu mengapa mereka melakukan sesuatu, bukan sekadar menuruti perintah.

Alasan Spiritual dan Sosial: Berikan anak alasan yang jelas, mengaitkannya dengan pahala di sisi Allah (tujuan akhirat) dan manfaatnya bagi masyarakat (tujuan dunia). Anak yang dididik dengan alasan yang kuat akan menjadi individu yang bukan hanya saleh, tetapi juga pemimpin dan kontributor terbaik di bidangnya.

Dengan mengintegrasikan pilar-pilar parenting Islami yang sudah teruji ini—mulai dari menjaga kesehatan mental ibu hingga komunikasi yang lemah lembut—kita tidak hanya mendidik anak yang cerdas dan saleh, tetapi juga membangun keluarga yang tenang, aman, dan berlimpah barokah.