Lebih dari Sekadar Sopan Santun: Etika Sehari-hari yang Menjauhkan Kita dari Adab Setan!

Anak-anak muslim
Sumber :
  • @okyarisandi

Olret –  Terkadang kita berpikir adab Islami hanya berlaku di masjid atau saat berinteraksi dengan ulama.

Padahal, kesempurnaan ajaran Islam mengatur setiap detail hidup kita, bahkan cara kita makan, minum, dan berpakaian—sebuah etika harian yang ternyata menjadi pemisah tegas antara ketaatan dan adab setan!

Ustadz Khalid Basalamah, dalam kajiannya dengan judul Alasan Mengapa Adab itu Penting Dalam Islam yang tayang di Youtube Masih Lurus menyoroti beberapa adab praktis yang jika diamalkan dengan sadar, akan mendatangkan pahala sekaligus melindungi diri kita.

1. Perlawanan Tangan Kanan: Mengusir Adab Setan dari Meja Makan

Ini adalah prinsip fundamental yang sering terlupakan atau diremehkan:

Wajib Tangan Kanan: Berdasarkan Hadis No. 1246, wajib bagi seorang Muslim untuk makan dan minum menggunakan tangan kanan.

Alasan Tegas: Mengapa? Karena setan makan dan minum dengan tangan kiri! Ini bukan sekadar masalah kebiasaan, melainkan pernyataan sikap bahwa kita memilih untuk meneladani Nabi ﷺ dan menolak segala bentuk penyerupaan dengan setan. Jangan biarkan anak cucu kita tumbuh dengan kebiasaan makan tangan kiri.

Etika Ekstra: Minum Sambil Duduk

Meskipun tidak diharamkan, Nabi ﷺ melarang kita minum sambil berdiri (Hadis No. 1242). Hukumnya menjadi makruh (dibenci). Islam menganjurkan kita untuk selalu duduk saat makan dan minum, bukan hanya demi kenyamanan, tetapi juga demi keberkahan dan kesehatan.

Hindari tren-tren gaya hidup yang mengabaikan adab mulia ini (seperti standing party), sebab keberkahan sejati datang saat kita mengikuti sunnah Nabi ﷺ.

2. Kesempurnaan Berpakaian: Aturan Kanan dan Anti-Sombong

Jauhi Sikap Sombong Atau Pamer

Photo :
  • Freepik.com

Adab berpakaian dan menggunakan alas kaki menunjukkan betapa rinci dan logisnya ajaran Islam:

Dahulukan Kanan: Ritme Hidup Penuh Berkah

Saat memakai segala sesuatu yang mulia (pakaian, sepatu, atau sandal), dahulukan bagian kanan, lalu kiri (Hadis No. 1243). Sebaliknya, saat melepaskannya, dahulukan bagian kiri, lalu kanan. Ini adalah ritme sederhana yang memasukkan berkah dalam setiap gerakan harian.

Jangan Pincang!

Nabi ﷺ melarang kita berjalan dengan hanya satu alas kaki (Hadis No. 1244). Larangan ini bukan hanya demi penampilan (agar tidak terlihat pincang), tetapi juga sangat terkait dengan kesehatan tulang dan keseimbangan tubuh. Pakai keduanya, atau lepas keduanya!

Larangan Keras Bagi Laki-laki yang Sombong (Isbal)

Bagi laki-laki, menjulurkan pakaian (celana atau gamis) hingga menutupi mata kaki tanpa ada kebutuhan disebut isbal. Jika isbal ini dilakukan karena sombong, maka ancamannya sangat berat:

"Allah tidak akan melihat kepada orang yang menyeret pakaiannya karena sombong," (Hadis No. 1245). Ini berarti Allah tidak akan memenuhi kebutuhannya di dunia, dan tidak akan melihatnya dengan pandangan rahmat di akhirat!

3. Garis Batas Emas: Hindari Berlebihan dan Kesombongan

Pada akhirnya, kunci dari semua adab ini kembali pada konsep moderasi (Hadis No. 1247):

"Makan, minum, berpakaian, dan bersedekahlah dengan tidak berlebihan (israf) dan tidak pula sombong (makhilah)."

Seorang Muslim boleh menikmati pakaian terbaik dan makanan lezat, asalkan bukan untuk pamer atau melebihi batas kemampuan dan kebutuhan. Kekayaan sejati adalah ketenangan hati, bukan merek pakaian yang melilit tubuh. Adab tertinggi adalah hidup seimbang: menikmati nikmat tanpa menjadi hamba nafsu, dan menaati syariat tanpa merasa sombong.

Mari kita perbaiki adab harian kita. Sebab, di tangan kanan, di tempat duduk, dan di ujung pakaian kitalah letak kemuliaan seorang Muslim ditentukan!