Keluar dari Zona Nyaman? Pengusaha Sukses Justru Bilang: "Ciptakan Zona Nyaman Agar Anda Terus Bertumbuh!"
- Youtube
Olret – Filosofi bisnis seringkali dihiasi klise motivasi, salah satunya: "Keluar dari zona nyaman untuk mencapai pertumbuhan." Namun, bagi Rian Mauris Talulullah, pendiri Bardi Smart Home, pepatah itu justru adalah nasihat terburuk.
Dalam diskusi mendalam bersama kanal Suara Berkelas, Rian membalik total nalar motivasi konvensional.
Ia meyakini, rahasia pertumbuhan jangka panjang bukanlah tentang hidup dalam ketidaknyamanan, melainkan tentang menciptakan dan memperluas zona kenyamanan itu sendiri.
Kenapa Anda Tidak Perlu Keluar dari Zona Nyaman?
Hubungan yang Nyaman
- freepik.com
Rian berpendapat bahwa atlet kelas dunia berlatih keras selama bertahun-tahun bukan untuk membuat diri mereka tidak nyaman.
Sebaliknya, mereka membangun comfort level (tingkat kenyamanan) yang tinggi agar saat momen krusial Olimpiade tiba, mereka dapat tampil nyaman dan maksimal dalam waktu yang singkat.
"Kita justru harus sangat nyaman untuk bertumbuh. Kita harus mengejar kenyamanan tersebut," ujar Rian. Ia menganalogikannya: daripada mengejar kucing liar, lebih baik memberinya makan dan menunggunya datang—strategi yang ia terapkan dalam bisnisnya.
Filosofi ini ia buktikan saat membangun Bardi Smart Home. Alih-alih melakukan cold calling yang tidak nyaman, ia memilih membangun Bardi sebagai studi kasus sukses pemasaran digital.
Dengan memiliki case study yang kuat, klien justru datang sendiri kepadanya. Ini adalah bukti nyata bahwa pertumbuhan dapat dicapai dari posisi yang nyaman, terstruktur, dan terbukti.
Tiga Tahapan Jualan: Dari Reputasi Pribadi hingga Skala Ekonomi
Peringkat Reputasi Brand Aktor Drama Agustus
Rian menjabarkan tiga tahap fundamental untuk membangun bisnis yang sukses dan berkelanjutan, memastikan pertumbuhan terjadi secara terencana, bukan hanya karena nasib baik:
1. Jual Diri (Reputasi yang Konsisten)
Tahap ini adalah tentang membangun reputasi dan personal branding secara sengaja. Rian menekankan bahwa reputasi adalah apa yang orang katakan saat Anda tidak ada di ruangan itu.
Ia mencontohkan dirinya yang dikenal sebagai "Rian Ona After Hour" karena selalu bersedia melayani klien di luar jam kerja normal. Reputasi inilah yang menjadi modal awal dan daya tarik.
2. Jual Solusi (Membangun Sistem)
Reputasi pribadi tidak boleh menjadi satu-satunya aset. Setelah menjual diri, Anda harus menjual solusi dengan membangun sistem yang sustainable. Ini didasari kesadaran bahwa disiplin itu sulit dan manusia bersifat fana.
Rian menekankan pentingnya sistem agar bisnis tidak runtuh ketika ada staf kunci keluar. Sistem dibangun di atas tiga prinsip kerja utama: Dokumentasi, Duplikasi, dan Delegasi.
3. Jual Mimpi (Skala Ekonomi yang Realistis)
Tahap terakhir adalah menjual visi atau mimpi jangka panjang kepada mitra atau investor. Namun, Rian memberikan batasan penting: mimpi harus bisa Anda penuhi sendiri (if all else fail).
Jangan menjual mimpi yang kesuksesannya bergantung pada pihak lain (misalnya, berjanji membangun kompleks perumahan hanya jika semua unit terjual DP). Dengan menetapkan mimpi yang realistis, Anda dapat mengajak kolaborator untuk mencapai skala ekonomi yang lebih besar, lebih cepat, dan lebih jauh.
Konsep Ahli Waris: Anda Adalah Pewaris Diri Sendiri
Hubungi Ahli Profesional
- u-repot
Rian juga mengubah cara pandang tradisional tentang warisan. Menurutnya, setiap orang adalah ahli waris dari apa yang mereka rintis di masa lalu.
Meskipun sukses Bardi dipengaruhi timing COVID-19 yang tidak bisa diulang, Rian tetap bisa mengulang output (tindakan dan sistem) yang ia lakukan karena ia sudah merintis dan menguasai prosesnya sendiri.
"Tingkat kepercayaan diri (confidence level) itu tidak bisa diwarisi oleh orang tua ke kita. Tetapi yang sudah pernah kita lakukan, yang sudah biasa kita lakukan, bisa kita lakukan lagi, dan belum tentu orang lain bisa," tegasnya.
Intinya, jangan menunggu warisan, tetapi mulailah membangun warisan Anda sendiri—dalam bentuk keahlian, pola pikir, dan tingkat kenyamanan untuk menghadapi tantangan
Pertanyaannya: Dari tiga tahapan penjualan yang disebutkan Rian (Jual Diri, Jual Solusi, Jual Mimpi), menurut Anda, tahap manakah yang paling sering diabaikan oleh para pengusaha pemula?