7 Kebiasaan Keuangan Gen Z yang Bikin Tabungan Nggak Pernah Naik-naik

Manfaatkan diskon
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Punya penghasilan tetap, bahkan sambil nge-side hustle, tapi tabungan rasanya nggak pernah gemuk? Kalau iya, berarti ada yang “bocor” di kebiasaan keuangan kamu.

Gen Z terkenal kreatif, melek teknologi, dan berani ambil peluang. Tapi justru karena gaya hidup serba cepat inilah, banyak yang tanpa sadar terjebak di kebiasaan kecil yang bikin saldo rekening nggak pernah sempat bernafas lega. Yuk, cek satu per satu kebiasaan berikut.

 

1. FOMO Lihat Diskon & Flash Sale

Kalimat “Diskon 70% cuma hari ini!” atau “Gratis ongkir semua toko!” itu kayak mantra yang bikin jari auto-klik checkout. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) membuat kita membeli barang bukan karena butuh, tapi karena takut ketinggalan promo.

Masalahnya, banyak barang itu akhirnya jarang dipakai. Ingat, promo itu baru untung kalau barangnya benar-benar dibutuhkan. Kalau cuma karena tergiur harga, kamu sebenarnya sedang membuang uang, bukan berhemat.

 

2. Ngopi Setiap Hari, Bukan Sesekali

Ngopi di coffee shop hits memang bikin mood naik. Tapi kalau dilakukan setiap hari, coba hitung: Rp35.000 x 20 hari kerja = Rp700.000 sebulan. Itu belum termasuk tax & service charge.

Setahun? Bisa tembus lebih dari Rp8 juta cukup buat liburan ke luar kota, atau bahkan DP motor baru. Sesekali ngopi oke, tapi kalau tiap hari, dompet bakal keteteran.

 

3. Langganan Streaming Berlapis-lapis

Netflix untuk drama Korea, Disney+ buat film Marvel, Spotify untuk musik, YouTube Premium biar nggak ada iklan. Masalahnya, nggak semua layanan itu terpakai maksimal.

Kalau dalam sebulan cuma buka Disney+ dua kali, itu artinya kamu membayar ratusan ribu per tahun untuk layanan yang hampir nggak dipakai. Pilih 1–2 yang benar-benar dipakai rutin, sisanya bisa di-cancel atau dipakai patungan dengan teman.

 

4. Hidup di Mode Pay Later

Pay later memang menggoda: barang bisa langsung dibawa pulang, bayarnya nanti. Tapi justru di sinilah jebakannya. Rasa “nggak keluar uang sekarang” bikin kita berani beli barang lebih mahal atau lebih banyak.

Bulan depan, cicilan datang bertubi-tubi. Kalau terus-menerus begini, kamu akan terjebak di lingkaran kerja hanya untuk membayar masa lalu. Pay later bijak kalau untuk kebutuhan mendesak, bukan belanja impulsif.

 

5. Jajan Online Karena Mager Masak

Lelah setelah kerja bikin kita malas masak. Solusinya? Pesan makanan lewat aplikasi. Masalahnya, sering kali bukan cuma beli makanan utama, tapi sekalian minuman kekinian, dessert, atau snack tambahan.

Padahal, makan masak sendiri bisa 2–3 kali lebih murah. Kalau selisihnya ditabung setiap kali pesan online, setahun bisa terkumpul jutaan rupiah tanpa terasa.

 

6. Nguras Dompet Berkedok Healing

Konsep healing itu baik, tapi sering disalahartikan. Banyak yang menganggap healing = belanja mahal atau liburan ke resort mewah. Padahal, tujuan healing adalah memulihkan diri, bukan menguras saldo.

Kalau setiap stres diobati dengan belanja impulsif, masalah finansial malah makin parah. Coba cari alternatif healing murah: piknik di taman, olahraga, atau belajar skill baru. Sama-sama bikin bahagia, tapi dompet tetap aman.

 

7. Nggak Pernah Catat Pengeluaran

Banyak Gen Z yang merasa nggak perlu mencatat pengeluaran karena “ribet” atau “nggak sempat”. Akibatnya, uang habis tanpa tahu kemana perginya.

Padahal, sekarang ada banyak aplikasi gratis yang bisa mencatat pengeluaran hanya dalam hitungan detik. Dengan catatan ini, kamu bisa tahu kebocoran terbesar ada di mana, lalu memutuskan strategi untuk menguranginya.

 

Kenapa Kebiasaan Ini Berbahaya?

Masalahnya bukan hanya di uang yang keluar, tapi di efek jangka panjangnya. Kebiasaan kecil yang dibiarkan bisa membuat kamu kehilangan kesempatan membangun dana darurat, investasi, atau rencana besar seperti beli rumah.

Kalau sejak muda sudah terbiasa “selalu habis di akhir bulan”, pola itu akan terbawa sampai usia 30-an, bahkan 40-an. Dan percayalah, memperbaiki kebiasaan finansial akan jauh lebih sulit kalau sudah telanjur nyaman hidup tanpa tabungan.

 

 

Menabung bukan berarti hidup tanpa kesenangan. Kuncinya adalah kendali. Batasi pengeluaran di hal-hal yang nggak memberi manfaat jangka panjang, dan gunakan uangmu untuk tujuan yang benar-benar berarti.

Mulai dari langkah kecil: kurangi ngopi harian, cek ulang langganan streaming, atau catat pengeluaran selama sebulan penuh. Kalau konsisten, hasilnya akan terasa.

Ingat, masa depan finansial Gen Z itu cerah asal uangnya nggak habis di keranjang belanja dan checkout bulan ini.