Pada Akhirnya Kita Hanya Dipertemukan dalam Sebuah Kenangan

Kenangan Indah
Sumber :
  • freepik.com/lifestylememory

Kenapa kau begitu sombong dengan kepergianmu, kenapa kau begitu segan berkata kepadaku waktu itu. Apakah kau tak merasa dan terasa jika waktuku hampir saja menghilang ingin pergi bersamamu waktu. Hanya iman di dada yang membuatku bertahan dalam waktu yang masih ku miliki di dunia ini.

Jika saja aku tak memiliki Tuhan, maka akan aku hilangkan nafasku demi untuk bisa bercengkrama denganmu lagi. Seandainya saja aku tak percaya dengan adanya dosa, maka sudah ku biarkan ragaku hancur ditelan petaka, agar jiwaku dapat bertemu dengan jiwamu di dunia yang sama.

Kehilanganmu, kepergianmu dan ketiadaanmu dalam waktuku bukan hal yang mudah untuk aku arungi. Butuh waktu, butuh energi, butuh pengertian dan pemahaman yang teramat mendalam dalam diri jika keadaan itu memang nyata bukan mimpi di siang bolong.

Tujuh tahun ketiadaanmu membuatku belajar dan selalu belajar jika aku harus pergi, harus pergi dari rasa yang tak mungkin aku pegang terus-menerus dalam setia untuk bersamamu.

Aku harus beranjak pergi untuk menemukan tempat yang mungkin bisa mengobati rasa kehilanganku tentang seseorang yang begitu indah untuk dicintai, walaupun itu bukan kamu, tapi aku yakin itu adalah cerita yang sama, sama seperti kamu mencintaiku.

Waktu terus mengobati rasa rinduku kepadamu, waktu terus memberiku pengertian agar aku melepas itu semua agar kau tenang disana dengan cinta kasih sayang-NYA. Aku telah mengikhlaskan itu semua, aku telah merelakan itu semua, karena aku yakin kau bahagia disana dan aku harap aku merasakan hal yang sama sepertimu disana.

Kini, Kenangan itu tetaplah ada. Jangan pernah takut jika aku membiarkan itu menghilang, sudah pasti itu tak akan pernah aku biarkan menghilang, hanya saja aku harus meneruskan kehidupan sendiri, memilih jalanku sendiri untuk bertemu dan berlabuh pada sebauh hati yang mungkin bisa membuatku bahagia, bisa membuatku merasa jika cinta itu masih ada dalam hatiku.

Namun cepat ku beranjak dari alam khayalku ke pikiran nyataku, agar hal itu dapat aku cegah jika hal itu hanya sebatas rasa rindu masa lalu, yang kini melintasi samudera hindia pasifik lalu singgah di depan rumahku untuk mengabarkan berita jika aku pernah mencintai seseorang dengan senyum yang sangat sempurna.