7 Cara Mencegah dan Mengelola Amarah Menurut Psikolog

Cara Mengendalikan Amarah
Sumber :
  • freepik.com/author/wayhomestudio

Olret – Kemarahan adalah emosi dasar dan kuat. Ini terjadi setelah adanya bahaya atau ancaman dan derajatnya bervariasi dari iritasi ringan hingga kemarahan. Ini pada dasarnya beroperasi berdasarkan prinsip kelangsungan hidup; ini menjadikannya emosi negatif yang paling sering muncul.

Ketika sampai pada kemarahan, yang terpenting adalah bagaimana kamu mengekspresikannya, dan jika hal ini tidak dikendalikan, hal itu dapat mendatangkan malapetaka dalam kehidupan.

Seperti emosi dasar lainnya, kemarahan harus dipantau dan diatur secara teratur. Bagi mereka yang kadang-kadang mengalami ledakan amarah kronis, mempelajari teknik untuk mengidentifikasi dan menavigasi emosi ini dapat memfasilitasi perubahan dan pertumbuhan.

Dilansari dari pinkvilla, menurut Samar Hafeez, seorang psikolog dan pelatih kesehatan holistik bersertifikat, menawarkan wawasan profesionalnya tentang teknik mencegah dan mengendalikan kemarahan.

1. Ketahui perbedaan antara bereaksi dan merespons

Mitos tentang kemarahan

Photo :
  • freepik.com

Melihat lebih dekat kedua kata ini menunjukkan betapa sangat berbedanya keduanya. Reaksinya cepat dan instan serta tidak memerlukan banyak pemikiran. Orang yang bereaksi tidak mempertimbangkan akibat buruk dari apa yang dikatakan atau dilakukannya

Di sisi lain, responsnya lambat, bijaksana, dan tidak mengancam, serta mempertimbangkan kesejahteraan Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Menanggapinya membuat Anda merasa lebih bisa mengendalikan diri dan memberikan sedikit ruang bagi pemicu kemarahan untuk memprovokasi Anda lebih jauh.

2. Visualisasi

Visualisasi situasi pemicu kemarahan dalam pikiran Anda akan membantu melatih respons kemarahan Anda hingga ekspresi akhir.

Tuliskan deskripsi adegan kemarahan secara detail, semakin kaya deskripsinya, semakin efektif Anda melakukan latihan, sertakan juga pikiran marah dalam deskripsi agar lebih jelas.

Anda bisa mulai dengan adegan yang membuat Anda paling tidak marah dan terus berlanjut hingga adegan kemarahan paling menjengkelkan yang bisa Anda bayangkan.

3. Bersikap asertif, bukan agresif

Respons asertif bersifat tenang, lugas, dan langsung pada sasaran. Pernyataan tidak mengandung pernyataan atau kata-kata yang kasar dan mengintimidasi, sering kali pernyataan tersebut cukup untuk menunjukkan belas kasih yang tulus, dan memicu minat terhadap topik yang sedang didiskusikan.

Keadilan dan kebersamaan adalah inti dari ketegasan. Menyadari pikiran marah dan kesalahpahaman akan membantu Anda membuat pernyataan tegas.