7 Cara Mengenali Rekan Kerja yang Alami Burnout

Cara Mudah Menghindari Burnout di Tempat Kerja
Sumber :
  • freepik.com

Kalau kamu lihat rekanmu seperti ini, jangan langsung kagum dengan ‘kerja kerasnya’. Bisa jadi, ia sedang berada di titik lelah yang ekstrem tapi merasa tidak bisa berhenti.

5. Mulai sinis terhadap pekerjaan atau lingkungan kantor

Burnout juga bisa muncul dalam bentuk sikap negatif. Orang yang dulunya suportif dan optimis, tiba-tiba jadi sering mengeluh, menyindir, atau mengomentari hal-hal kecil dengan nada sinis.

Misalnya, yang dulu semangat ikut rapat tim sekarang bilang, “Ngapain sih, ujung-ujungnya juga nggak dipakai.” Atau yang tadinya bangga dengan pekerjaannya sekarang malah bicara seperti sudah putus asa.

6. Perubahan pola tidur atau penampilan

Meskipun ini tidak selalu bisa terlihat jelas, rekan kerja yang burnout kadang menunjukkan perubahan fisik. Wajahnya terlihat kurang tidur, mata sembap, berat badan turun drastis, atau sebaliknya jadi mudah lelah dan mengantuk di jam kerja.

Jika kamu cukup dekat dengannya, mungkin kamu juga akan mendengar keluhan seperti “Tidurku nggak nyenyak seminggu ini,” atau “Bangun tidur kayak belum istirahat sama sekali.”

7. Sering bilang “aku capek”, lebih dari satu kali

Kadang sinyal paling jelas sudah ada di depan mata. Seseorang yang burnout bisa saja memberi petunjuk langsung lewat kata-kata seperti:

 “Aku capek banget akhir-akhir ini,”

 “Rasanya kayak nggak punya tenaga,” atau

 “Gue ngerasa kosong aja, gitu.”

Kalimat-kalimat ini sering terdengar seperti curhat biasa, tapi kalau sudah diucapkan berulang kali, jangan dianggap sepele. Mungkin itu satu-satunya cara dia minta pertolongan secara halus.

 

Apa yang Bisa Kamu Lakukan?

Nggak perlu langsung menasihati atau jadi “motivator dadakan.” Yang terpenting, dengarkan dan beri ruang. Tanyakan, “Kamu oke?” atau “Mau cerita sesuatu?” dengan nada tulus. Kadang kehadiran teman yang peduli saja sudah cukup berarti.

Dan jika kamu merasa gejala-gejala di atas juga terjadi pada dirimu, jangan abaikan. Ambil waktu untuk rehat, bicaralah dengan HRD atau cari bantuan profesional. Burnout bukan tanda kamu lemah justru mengakui dan menangani burnout adalah bentuk keberanian dan self-care yang penting.