Ini Penyebab Mata Minus Pada Anak Muda yang Harus Diketahui

Sering memincingkan mata
Sumber :
  • freepik.com

 

4. Faktor Genetik

Riwayat keluarga dengan mata minus juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Seseorang yang memiliki orang tua dengan kondisi miopia berisiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama. Genetika memengaruhi struktur dan fungsi bola mata, termasuk kecenderungan bentuk mata yang lebih panjang dari normal. Namun, faktor genetik biasanya bekerja bersama faktor lingkungan. Artinya, meskipun memiliki risiko bawaan, kebiasaan dan pola hidup tetap memegang peranan besar dalam mempercepat atau memperlambat perkembangan miopia.

 

5. Kurangnya Asupan Nutrisi yang Mendukung Kesehatan Mata

Asupan makanan yang kurang bergizi juga berdampak pada kesehatan mata. Mata membutuhkan nutrisi tertentu untuk mempertahankan fungsinya, seperti vitamin A, C, dan E, serta mineral penting seperti zinc dan omega-3. Pola makan modern yang cenderung mengandalkan makanan cepat saji rendah gizi membuat kebutuhan nutrisi tersebut tidak tercukupi dengan baik. Dalam jangka panjang, kekurangan nutrisi dapat melemahkan struktur mata dan membuatnya lebih mudah mengalami gangguan refraksi, termasuk rabun jauh.

 

6. Pertumbuhan Bola Mata yang Tidak Seimbang di Masa Anak dan Remaja

Meskipun mata minus sering terdeteksi di usia remaja atau dewasa muda, proses terjadinya bisa dimulai sejak kecil. Masa pertumbuhan adalah fase krusial di mana bentuk bola mata terus berkembang. Jika dalam periode ini anak terlalu sering melakukan aktivitas jarak dekat tanpa diselingi penglihatan jauh atau cahaya alami, bola mata bisa tumbuh lebih panjang dari seharusnya. Akibatnya, ketika dewasa, miopia menjadi semakin parah atau stabil di tingkat tinggi.

 

Mata minus tidak muncul secara tiba-tiba. Faktor penyebabnya banyak berkaitan dengan gaya hidup modern yang didominasi oleh aktivitas dalam ruangan, paparan layar digital, dan kebiasaan melihat dekat. Ditambah dengan faktor genetik dan pola makan kurang sehat, risiko rabun jauh menjadi semakin tinggi di kelompok usia produktif. Menyadari penyebab ini bisa menjadi langkah awal untuk lebih peduli pada kesehatan mata di tengah kesibukan sehari-hari.