Teror Syahadat Setan di Rawa Seringgi: Kisah Tragis Pak Agun, Korban Pesugihan Siluman Babi

Teror Syahadat Setan di Rawa Seringgi
Sumber :
  • Youtube

Olret – Di antara keputusasaan dan janji kekayaan, tersembunyi sebuah jerat yang merenggut segalanya.

Apakah Byeon Woo Seok dan IU Kembali Mengenakan Seragam di Drama Terbaru?

Inilah kisah nyata Pak Agun, seorang pria yang menukar jiwanya demi selembar uang merah, berhadapan langsung dengan Ratu Seringgi, Siluman Babi Penjaga Harta di Brebes.

Dari Karir Malam ke Pintu Kegelapan

"Anak Saya Manusia Bukan Kepiting!" : Air Mata Ibu Badru Tumpah, Pelaku Bullying "Kepiting Alaska" Bertemu Langsung

Tahun 2018, hidup Pak Agun, yang baru dipecat dari dunia hiburan malam, berada di titik nadir. Enam tahun bekerja tak menyisakan tabungan. Kontrakan nyaris tak terbayar. Anak dan istri menahan lapar.

"Saya waktu itu cuma mau nyari makan buat anak-istri, Mas. Tapi rasanya semua jalan ditutup," ujarnya lirih.

Impian Perkasa di Ranjang Berakhir Tragis: Waspadai, Impotensi Adalah Lonceng Kematian Jantung!

Setelah gagal menjadi tukang pijat dan buruh bangunan, pintu gelap itu terbuka. Seorang teman spiritual memperkenalkan jalur "kontrak umur"—pesugihan cepat yang melibatkan empat entitas keramat: Dewi Malela, Wewe Gombel, Ki Bawuk, Maung Pitu, dan puncaknya, Ratu Seringgi.

Syahadat Setan: Awal Perjalanan Ganjil

Bersama tiga rekannya, Pak Agun berangkat ke Brebes. Sejak awal, perjalanan diselimuti keanehan. Motornya mati total seolah menabrak sesuatu tak kasat mata. Udara mendadak dingin, dan salah satu rekan mereka muntah darah ringan sebelum tiba di lokasi.

Di sana, mereka disambut Abah Kasor, sang kuncen. Ritual dimulai pukul sebelas malam. Abah menyerahkan rapalan aneh yang disebut "Syahadat Setan Wali Kubro": “Kota kate wali syahadat setan wali kubro…”

"Katanya itu syahadatnya iblis," kenang Pak Agun.

Mereka diminta membaca tanpa henti, duduk di atas terpal di antara rumpun bambu hitam—yang disebut sebagai gerbang menuju dunia gaib Ratu Seringgi.

Puncak Malam Ketiga: Bertemu Sang Ratu

Malam pertama dipenuhi suara jeritan dan tawa cekikikan. Malam kedua, angin berputar liar, disusul bau amis menyengat dan suara ngorok babi dari arah rawa. Abah Kasor berbisik, "Itu tandanya Ibu Dewi mulai hadir."

Malam ketiga adalah puncaknya. Dari kegelapan, wujud-wujud gaib muncul:

  • Wewe Gombel berambut gimbal setinggi lutut.

  • Maung Pitu dalam wujud harimau besar bermata api.

  • Di belakang mereka, kabut berputar membentuk sosok paling menakutkan: Ratu Seringgi, separuh manusia, separuh babi.

"Suara ngoroknya bikin tanah bergetar. Saya enggak bisa gerak," kata Pak Agun, yang tetap bertahan saat dua rekannya lari ketakutan dihantam hujan deras.

Tumbal Nyawa Anak Ditukar Ayam Cemani

Tak lama, dua karung goni berisi uang—sekitar dua miliar rupiah dalam wujud gaib—muncul di depannya. Namun, uang itu panasnya luar biasa, tak bisa disentuh.

Karena lokasi penyerahan yang salah, Abah Kasor mengajukan perjanjian baru: anak laki-laki pertama Pak Agun dijadikan tumbal.

Awalnya ia menolak, tetapi saat uang benar-benar datang dua hari kemudian, hatinya goyah. Ia setuju.

Namun, setiap kali ia hendak menyentuh tumpukan lembaran merah itu, bayangan anaknya muncul, memanggil "Ayah…" Padahal, jarak mereka puluhan kilometer.

Teror itu mencapai klimaksnya saat kabar datang: anaknya mendadak sakit aneh. Bengong, tak bisa bicara, tak merespons panggilan. Abah Kasor menyatakan, "Sukmanya sudah diambil. Yang tersisa hanya jasad."

Ketakutan luar biasa memaksa Pak Agun membatalkan perjanjian. Tumbal diganti: dua ekor ayam cemani jantan.

Uang Hilang, Hidup Hancur

Setelah ritual pembatalan, Ratu Seringgi datang untuk terakhir kalinya.

"Kamu manusia yang aneh," kata suara gaib itu. "Kau sudah ku beri, tapi kau tolak. Uang ini milikku kembali."

Uang itu lenyap dalam sekejap. Ayam cemani tumbal pun raib. Yang tersisa hanyalah aura berat di kontrakan Pak Agun, dengan bau amis bercampur dupa.

Anaknya memang pulih, tetapi hidup Pak Agun hancur. Rezekinya seret, usahanya gagal, dan ia merasa dibenci semua orang tanpa sebab. Rumah tangganya pun gagal dua kali. Ia kini hidup sederhana, bekerja serabutan, dan dihantui mimpi dikejar babi besar bermata merah menyala.

"Saya tahu ini harga dari janji dulu," katanya. "Sekaya apa pun, enggak sebanding sama nyawa anak sendiri."

Kisah Pak Agun adalah pelajaran getir bahwa janji setan selalu menagih. Pesugihan tidak pernah memberi, melainkan menukar cinta, keluarga, dan jiwa dengan kegelapan abadi.

Saksikan versi lengkap kisah mencekam ini di kanal Youtube Malam Mencekam!