Dari Seblak Laris ke Jurang Hitam Pesugihan: Kisah Teh Sarah dan Kontrak Gaib Gunung Kawi

Dari Seblak Laris ke Jurang Hitam Pesugihan
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret – Kisah ini dimulai bukan dengan air mata, melainkan dengan keceriaan dan kesuksesan yang mengejutkan. Teh Sarah, seorang mantan SPG berparas jelita, menemukan kebahagiaan sejati saat menikah dengan seorang pria bernama Dul.

New Pajero Sport dari Mitsubishi Terungkap, Ada Asisten AI Sehingga Kompartemen Penyimpanan

Mereka merintis usaha kecil-kecilan di pinggir jalan, menjual seblak dengan inovasi topping yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam hitungan bulan, omzet mereka melonjak dari puluhan ribu menjadi jutaan rupiah per hari.

Lapak sederhana itu tumbuh menjadi tiga cabang, lalu enam cabang, dan membawa mereka pada kehidupan mapan di Cirebon.

Uang dari Jualan Cabai untuk Seragam KORPRI: Kisah Pilu Pengorbanan Istri yang Ditinggalkan di Puncak Sukses

Namun, di puncak kebahagiaan itu, sebuah pengkhianatan keji datang menghancurkan segalanya.

Saat Cinta Berubah Menjadi Racun

5 Game Android Grafis HD yang Setara dengan Konsol

Saat Teh Sarah sedang hamil besar, ia mendapati suaminya, Dul, berada di ranjang mereka bersama seorang wanita lain bernama Jenab. Dunia Teh Sarah runtuh seketika. Amarah, sakit hati, dan kekecewaan bercampur jadi satu.

Ancaman Jenab, "Lihat aja, gua bakal bikin lu hancur sehancur-hancurnya," ternyata bukan sekadar gertakan.

Tepat setelah perselingkuhan itu terbongkar, semua berubah. Usaha seblak yang tadinya meledak, mendadak sepi seperti kuburan. Omzet jutaan lenyap tanpa jejak. Teror tak kasat mata mulai muncul: kembang tujuh rupa, tanah merah, hingga makanan yang baru dimasak tiba-tiba dipenuhi belatung.

Karyawan yang ketakutan memilih berhenti. Satu per satu, enam cabang usaha andalannya terpaksa gulung tikar.

Teh Sarah kehilangan segalanya. Tabungan ludes, ruko dan mobil dijual, bahkan rumah pribadi tergadai. Dalam keputusasaan, ia rela bekerja sebagai pemandu lagu (LC) di sebuah tempat karaoke hanya untuk menyambung hidup. Namun, penghasilan itu tak cukup.

Bayangan Hitam di Titik Terendah

Titik nadir hidupnya datang saat ia melihat anaknya menangis karena kehausan, meminum susu yang sengaja diencerkan. Orang tuanya hanya makan nasi dengan garam. Dalam kesengsaraan yang tak tertahankan, Teh Sarah merasakan amarahnya pada Tuhan dan rasa dendam yang membara pada Dul serta Jenab.

Di tengah kegelapan itu, seorang teman lama bernama Bu Eva menawarinya sebuah jalan keluar. Sebuah jalan yang gelap: pesugihan Gunung Kawi. Terlalu sakit untuk menolak, Teh Sarah setuju.

Sebuah Daun dan Tumbal Dua Nama

Perjalanan ke Gunung Kawi menjadi babak paling menakutkan dalam hidupnya. Setelah berendam di kolam mistis, ia bertemu sosok gaib berwujud perempuan bertanduk.

Syaratnya sederhana: ia harus bersemedi di bawah pohon Dewandaru hingga sehelai daun jatuh ke tubuhnya. Sebuah daun hijau segar akhirnya jatuh, tanda bahwa ia telah diterima. Daun itu kemudian dijadikannya liontin, simbol kontrak gaib yang tak terpisahkan.

Beberapa waktu setelah ritual, sebuah tas misterius berisi miliaran rupiah modal untuk memulai hidup baru ditemukan. Bagi Teh Sarah, uang itu adalah jawaban. Namun, ada harga yang harus dibayar. Sebagai tumbal, ia telah menyerahkan dua nama: Dul dan Jenab.

Selama hampir sembilan tahun, daun Dewandaru di liontinnya tetap hijau segar, seolah menjadi pengingat abadi akan perjanjiannya dengan dunia lain. Sebuah pilihan gelap yang membawa kekayaan instan, namun juga bayangan panjang yang terus mengikuti.

Catatan redaksi:

Cerita ini disadur dari kisah nyata yang diunggah di kanal YouTube Malam Mencekam. Nama, lokasi, dan detail lain mungkin telah diubah untuk kepentingan narasi. Konten ini bertujuan sebagai hiburan dan tidak menganjurkan praktik spiritual yang dijelaskan di dalamnya.