Kisah Kelam di Balik Janji Kekayaan: Saat Pak Agung Hampir Mengorbankan Nyawa

Kisah Kelam di Balik Janji Kekayaan
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret –  Tahun 2006 menjadi titik tergelap bagi Pak Agung, seorang pengusaha sukses dari Kuningan. Bertahun-tahun ia membangun bisnis pemasok bahan baku yang stabil dan menguntungkan, tapi badai datang dengan cepat.

4 Shio yang Ditakdirkan Selalu Dikelilingi Keberuntungan, Adakah Shio Kamu?

Perubahan kebijakan pemerintah dan pengkhianatan dari rekan bisnis membuatnya terjerumus dalam utang miliaran rupiah.

Dihantui penagih dan tekanan mental yang tak berkesudahan, Pak Agung mulai mendengar bisikan tentang jalan pintas: sebuah pesugihan yang menjanjikan kekayaan instan.

Lupakan Saham atau Kripto: Cara Terbijak Menghabiskan Rp100 Juta Pertama di Usia 20-an Adalah untuk Membeli Kenangan!

Melalui seorang kenalan, ia bertemu Pak Nono, seorang perantara yang dikenal fasih dengan ritual gaib di pesisir Laut Selatan. Bersama dua orang lain yang juga terlilit utang, termasuk seorang sahabat yang rela menjadikan mertuanya tumbal, Pak Agung terhanyut dalam janji kekayaan.

Perburuan Bunga Keramat dan Pertemuan dengan Ibu Ratu

Jurus Jitu Raditya Dika: Mengubah 'Mood' Jadi Cuan dan Kekuatan di Balik Karya Jelek

Ritual dimulai dengan syarat yang unik: mencari lima bunga kamboja tujuh kelopak yang konon hanya tumbuh di makam keramat. Setelah berhari-hari menyusuri pemakaman tua di Cirebon Timur, mereka hanya berhasil menemukan tiga bunga. Meskipun tidak lengkap, Pak Nono bersikeras melanjutkan ritual, yakin syarat lainnya bisa diganti.

Malam ritual, mereka berkumpul di sebuah rumah kosong dekat pantai. Udara dingin dan aroma kemenyan memenuhi ruangan. Tiba-tiba, sesosok perempuan bergaun hijau, yang memperkenalkan dirinya sebagai Ibu Ratu, muncul. Ditemani dua pengawal gaibnya, Buto Ijo Lawang Songo dan Asam Rungkat, aura Ibu Ratu memancarkan kekuatan yang menakutkan.

Dengan suara lembut namun menusuk, Ibu Ratu berkata bahwa bunga yang mereka bawa tidak cukup. Jika mereka ingin kekayaan, syaratnya harus diganti dengan nyawa manusia. Bukan nyawa sembarangan, melainkan nyawa pemilik rumah tempat uang gaib itu akan disimpan.

Pilihan Berat dan Tamparan Keras dari Realitas

Saat tiba waktunya untuk menjawab, mulut Pak Nono terkunci rapat. Tak satu pun dari mereka bisa menjawab, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang membungkam mereka. Dalam keheningan yang mencekam, Ibu Ratu dan pengawalnya perlahan menghilang, meninggalkan hawa dingin dan aroma bunga layu.

Keesokan harinya, mereka kembali ke rumah kosong itu. Uang gaib yang konon disimpan dalam puluhan karung telah lenyap tanpa jejak. Tidak ada tanda-tanda perampokan, semua lenyap begitu saja.

Kegagalan itu menjadi tamparan keras. Meski kecewa, Pak Agung dan rekan-rekannya juga merasakan kelegaan yang mendalam karena tidak ada nyawa yang harus dikorbankan. Mereka pulang dengan kesadaran bahwa kekayaan instan datang dengan harga yang jauh lebih mahal—harga yang tidak akan pernah bisa ditebus kembali.

Pak Agung menutup kisahnya dengan peringatan tegas: jangan pernah menempuh jalan pintas seperti yang ia lakukan. Kisahnya menjadi pengingat bahwa pilihan gelap selalu memiliki konsekuensi panjang, dan tidak ada kekayaan yang sebanding dengan nyawa manusia.

Catatan redaksi: Cerita ini disadur dari kisah nyata yang diunggah di kanal YouTube Malam Mencekam. Nama, lokasi, dan detail lain mungkin telah diubah untuk kepentingan narasi. Konten ini bertujuan sebagai hiburan dan tidak menganjurkan praktik spiritual yang dijelaskan di dalamnya.